MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Kualitas layanan kesehatan anak dan ibu masih menjadi tantangan perkotaan, terutama di kota-kota yang tumbuh cepat seperti Makassar. Kesenjangan sumber daya manusia kesehatan dan layanan dasar menjadi isu yang terus diuji, seiring meningkatnya kebutuhan kesehatan masyarakat perkotaan.
Dalam konteks tersebut, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menerima audiensi jajaran Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Makassar di Balai Kota Makassar, Senin (29/12/2025). Pertemuan itu membahas rencana pelaksanaan APEC Child Health International Workshop (ACHW) yang dijadwalkan berlangsung di Makassar pada 20–22 Januari 2026.
Kegiatan berskala internasional ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain World Health Organization (WHO), Kementerian Kesehatan RI, serta perwakilan negara-negara Asia-Pasifik. Fokus utama forum tersebut adalah penguatan kesehatan anak dan kesehatan ibu, termasuk pengembangan kapasitas tenaga kesehatan.
Munafri Arifuddin menyatakan dukungannya atas penunjukan Makassar sebagai tuan rumah APEC Child Health Workshop. Ia menilai forum ini relevan dengan arah pembangunan kesehatan kota, sekaligus membuka peluang penguatan posisi Makassar dalam jejaring kesehatan internasional.
“Ini kegiatan yang sangat baik dan strategis. Pemerintah Kota Makassar tentu mendukung penuh, apalagi fokusnya pada kesehatan anak dan ibu, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan,” kata Munafri.
Ia menekankan bahwa momentum APEC Child Health perlu dimanfaatkan untuk memperkuat pengembangan tenaga kesehatan lokal. Salah satu yang disorot adalah kebutuhan layanan fisioterapi di tingkat pelayanan dasar. Munafri mendorong agar setiap puskesmas di Makassar ke depan memiliki tenaga fisioterapi sebagai bagian dari layanan kesehatan dasar.
“Satu puskesmas satu fisioterapi, itu kebutuhan nyata. Apalagi sekarang puskesmas sudah BLUD, ini peluang untuk meningkatkan layanan sekaligus membuka lapangan kerja bagi lulusan Poltekkes,” ujarnya.
Dalam audiensi tersebut, Munafri juga mengapresiasi capaian Poltekkes Kemenkes Makassar yang dinilai aktif menyiapkan tenaga kesehatan untuk pasar kerja internasional, termasuk ke Jepang, Arab Saudi, dan Jerman. Penguatan pelatihan bahasa serta adaptasi budaya disebut menjadi bagian dari upaya membuka peluang kerja lintas negara bagi lulusan tenaga kesehatan.
Selain agenda workshop, pertemuan itu turut membahas rencana kunjungan WHO ke sejumlah fasilitas kesehatan di Makassar. Lokasi yang diusulkan meliputi dua puskesmas dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi, yang dinilai memiliki keterkaitan dengan fokus kesehatan ibu dan anak serta pemanfaatan teknologi layanan kesehatan. Munafri menyetujui RS Ibu dan Anak Pertiwi sebagai salah satu lokasi kunjungan.
Munafri juga membuka ruang promosi kota kepada peserta internasional melalui agenda pendukung, seperti jamuan makan malam dan wisata bahari menggunakan kapal pinisi. Menurutnya, pengenalan kota dapat dilakukan sepanjang dikelola dengan pengaturan yang terukur.
“Kalau memungkinkan, kita perkenalkan Makassar lebih dekat. Peserta bisa menikmati suasana kota, tentu dengan pengaturan yang baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, disampaikan pula rencana peningkatan status Makassar dari Kota Sehat tingkat Asia Tenggara menjadi Kota Sehat tingkat Pasifik oleh WHO. Munafri menyatakan kesiapan Pemerintah Kota Makassar untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dan mendukung seluruh rangkaian kegiatan APEC Child Health Workshop.
Ke depan, pelaksanaan APEC Child Health di Makassar diproyeksikan menjadi bagian dari penguatan kebijakan kesehatan kota, baik dalam peningkatan layanan kesehatan anak dan ibu maupun pengembangan sumber daya manusia kesehatan. Tantangan selanjutnya adalah memastikan manfaat forum internasional ini terintegrasi ke dalam sistem layanan kesehatan Makassar secara berkelanjutan. (*/IN)