Inspirasinusantara.id — Kemarau basah melanda Indonesia di tengah musim kering yang seharusnya panas dan cerah. Hujan masih turun hampir setiap hari, membuat masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi bencana dan gangguan kesehatan.
Musim kemarau basah melanda Indonesia pada tahun 2025. Meski secara kalender telah memasuki musim kering, hujan masih rutin mengguyur sejumlah wilayah di tanah air.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebut kondisi kemarau basah ini diperkirakan akan bertahan hingga Agustus 2025.
Dalam laporan terbarunya, BMKG menyebut sekitar 185 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 26 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau basah yang lebih dari normal. Artinya, akumulasi curah hujan di musim kemarau basah kali ini jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Apa Penyebab Kemarau Basah?
BMKG menjelaskan, kemarau basah dipicu oleh kombinasi faktor lokal dan global. Di antaranya:
1. Suhu muka laut yang lebih hangat dari normal,
2. Aktivitas angin monsun yang masih kuat,
3. Fenomena iklim seperti Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan pengaruh sisa La Nina, meskipun kini dalam fase netral.
Selain itu, aktivitas atmosfer skala luas seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin juga turut memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah selatan dan tengah Indonesia. Di sisi lain, massa udara kering dari Australia mulai masuk dan menyebabkan angin kencang serta gelombang tinggi di beberapa perairan selatan Indonesia.
Baca juga : 5 Tempat Wisata Sulsel: Negeri Dongeng Saat Kemarau Basah
Pancaroba Masih Berlangsung
BMKG juga mencatat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam masa transisi atau pancaroba, ditandai dengan cuaca yang cerah di pagi hari lalu berubah menjadi hujan disertai petir pada sore hingga malam. Hingga pertengahan Mei 2025, hanya 11 persen wilayah yang benar-benar telah memasuki musim kemarau, sementara 73 persen lainnya masih mengalami musim hujan.
Baca juga : BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Terjadi pada 3 Juni 2025
Akibatnya, dalam sepekan terakhir hujan lebat hingga sangat lebat terjadi di sejumlah daerah, bahkan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
Tips Menjaga Kesehatan di Musim Kemarau Basah:
1. Perkuat Imunitas Tubuh
Perubahan cuaca yang cepat bisa memengaruhi daya tahan tubuh. Konsumsi makanan bergizi, perbanyak sayur dan buah, serta tidur cukup untuk menjaga sistem imun tetap prima.
2. Hindari Genangan Air dan Bersihkan Lingkungan
Curah hujan yang tinggi di musim kemarau bisa memicu genangan yang menjadi sarang nyamuk. Cegah penyebaran penyakit seperti demam berdarah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
3. Siapkan Perlengkapan Hujan dan Obat Ringan
Selalu sediakan payung atau jas hujan saat bepergian. Simpan juga obat-obatan ringan seperti vitamin C, obat flu, atau antiseptik untuk berjaga-jaga bila kondisi cuaca membuat tubuh tidak fit.
Dengan memahami dinamika cuaca kemarau basah ini, masyarakat diimbau tetap waspada dan menjaga kesehatan agar tetap produktif meski cuaca sulit diprediksi. (*/IN)



