MAKASSAR, Inspirasinusantara.id — Aksi kejar-kejaran terjadi saat penertiban anak jalanan (anjal), pengemis, dan manusia silver oleh Kesatuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Makassar di kawasan Lampu Merah Sungai Saddang, Selasa (20/5/2025).
Dalam operasi tersebut, sejumlah manusia silver berusaha melarikan diri, bahkan ada yang bersembunyi di dalam gorong-gorong.
Kejadian ini terjadi saat petugas Satpol PP sedang melakukan razia rutin di tiga titik rawan di Kota Makassar, yakni Lampu Merah Sungai Saddang, Lampu Merah Masjid Raya, dan Lampu Merah Haji Bau.
Baca juga: Manusia Silver: Balutan Seni Semu Tanpa Kreativitas
Menurut Mustakim, salah satu anggota Satpol PP, dua orang sempat melarikan diri dan bersembunyi di gorong-gorong.
“Ada yang sempat saya peluk, tapi dia berhasil lolos. Licin sekali,” kata anggota Satpol PP tersebut.
Baca juga: Dinsos Makassar Ungkap Penghasilan Badut Jalanan, Sehari Capai Rp1 Juta Lebih
Aksi kejar-kejaran pun semakin memanas ketika kelompok manusia silver, yang berasal dari arah kanal jembatan Sungai Saddang, melawan petugas.
Terjadi saling lempar dan adu mulut antara mereka dengan Satpol PP.
“Apa, sini mako!” teriak salah seorang manusia silver kepada petugas.
Kondisi di sekitar lokasi penertiban sempat terganggu, dengan batu-batu beterbangan hingga ke jalan.
Pengendara kendaraan bermotor dan mobil terpaksa berhenti sejenak. Satpol PP yang sigap menggunakan tameng pelindung, memastikan keamanan selama proses penertiban berlangsung.
Ibu Endang, (bukan nama sebenarnya) seorang pedagang kaki lima yang berada di sekitar lokasi mengatakan, bahwa manusia silver memang banyak di area lampu merah.
“Setiap hari banyak di sini. Di belakang warung anak saya biasa dia cat badannya jadi manusia silver,” kata dia.
Penertiban ini melibatkan puluhan petugas yang menyisir lokasi dengan membawa perlengkapan lengkap.
Hasil pemantauan di lokasi, terdapat sekitar belasan orang yang terlibat, terdiri dari anak-anak, remaja, dan dewasa, baik pria maupun wanita. Mereka tidak hanya menjadi manusia silver, tetapi ada juga yang hanya mengemis.
Menurut Plt. Kepala Satpol PP Kota Makassar, Fathur Rahim, penertiban ini merupakan bagian dari kegiatan rutin mereka.
“Hari ini memang kegiatan rutin kami. Kami turun langsung ke beberapa titik untuk memastikan tidak ada lagi anak jalanan dan pengemis yang mengganggu kenyamanan kota,” ungkap Fathur.
Terkait dengan perlawanan yang terjadi dari kelompok manusia silver, Fathur menjelaskan bahwa meski sempat ada ancaman berupa busur, namun petugas telah mempersiapkan diri dengan baik.
“Alhamdulillah, tidak ada yang mengenai kami. Tujuan utama kami adalah agar mereka tidak melakukan aktivitas tersebut lagi, karena sudah melanggar perda,” tambah Fathur.
Menurut Fathur, strategi yang diterapkan Satpol PP adalah dengan memberikan efek jera melalui penertiban dan edukasi kepada para anak jalanan agar mereka mau mencari pekerjaan yang lebih baik.
“Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja untuk membantu mereka menemukan pekerjaan yang lebih bermanfaat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Fathur menegaskan bahwa Satpol PP tidak hanya menegakkan Perda, tetapi juga bekerja sama dengan MUI dan tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman mengenai dampak negatif dari pekerjaan di jalanan.
“Kami ingin mereka bisa beralih dari pekerjaan yang kurang baik dan menemukan profesi yang lebih bermanfaat,” tutupnya.
Meskipun operasi ini rutin dilakukan, Satpol PP tetap mengawasi dan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait pihak-pihak yang mungkin menjadi otak di balik aktivitas manusia silver.
“Kami juga mencurigai ada oknum-oknum yang berpakaian biasa dan berperan sebagai mata-mata,” ujarnya. (mg1/IN)



