MAKASSAR, inspirasinusantara.id – Menjelang akhir Desember 2025, pasar ponsel pintar kelas harga Rp1 jutaan di Indonesia memasuki fase persaingan baru. Produsen tidak lagi hanya mengandalkan harga murah, tetapi mulai berlomba menawarkan nilai tambah yang lebih spesifik untuk menjawab perubahan kebutuhan konsumen di segmen entry level.
Perubahan strategi ini terlihat dari cara ponsel murah diposisikan. Perangkat di kelas harga Rp1 jutaan kini tidak lagi sekadar alat komunikasi dasar, tetapi diharapkan mampu menopang aktivitas digital harian, mulai dari aplikasi perpesanan, media sosial, hingga penggunaan jangka panjang.
Realme memilih mendorong kapasitas memori sebagai keunggulan utama. Melalui seri Realme C61 dan C71, perusahaan menawarkan RAM hingga 8 GB dengan penyimpanan internal besar pada harga mulai sekitar Rp1,6 juta. Strategi ini menyasar pengguna yang membutuhkan performa lebih stabil untuk multitasking dan penggunaan aplikasi dalam jangka waktu lama.
Perwakilan Realme Indonesia menyampaikan bahwa kebutuhan konsumen ponsel murah telah bergeser. “Kelancaran sistem dan kapasitas memori kini menjadi faktor penting agar ponsel tetap relevan digunakan dalam jangka panjang,” ujarnya. Secara tidak langsung, pernyataan ini menegaskan memori besar dipandang sebagai penentu usia pakai perangkat.
OPPO mengambil pendekatan berbeda dengan menonjolkan ketahanan fisik. Melalui OPPO A3x yang dipasarkan mulai Rp1,5 juta, OPPO mengedepankan sertifikasi ketahanan benturan berstandar militer sebagai nilai jual di kelas ponsel murah. Fokus ini menyasar pengguna dengan mobilitas tinggi yang membutuhkan perangkat lebih tahan terhadap risiko penggunaan sehari-hari.
Perwakilan OPPO Indonesia menyebut durabilitas menjadi pertimbangan utama bagi konsumen entry level. “Banyak pengguna menginginkan ponsel yang awet dan dapat digunakan lama tanpa khawatir rusak akibat benturan,” katanya. Pendekatan ini memosisikan ponsel murah sebagai perangkat kerja harian yang harus andal secara fisik. Selain memori dan durabilitas, peningkatan juga terlihat pada sektor baterai. Sejumlah model di kisaran harga Rp1,2 juta hingga Rp1,4 juta kini dibekali pengisian daya cepat serta fitur perlindungan kesehatan baterai, fitur yang sebelumnya lebih umum ditemukan pada ponsel kelas menengah.
Pengamat industri gadget menilai dinamika ini menandai berakhirnya era spesifikasi minimal pada ponsel murah. Konsumen kini dihadapkan pada pilihan yang lebih jelas.
Dengan ketersediaan stok yang relatif stabil di berbagai kanal penjualan menjelang pergantian tahun, konsumen memiliki ruang lebih luas untuk membandingkan produk sesuai kebutuhan. Analis memperkirakan pola persaingan di akhir 2025 ini akan membentuk standar baru ponsel pintar kelas Rp1 jutaan dan memengaruhi arah pasar sepanjang 2026.(jmi?IN)