INSPIRASI NUSaANTARA – Forum Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang digelar di Jakarta Convention Center, Senin, 28 April 2025, berubah menjadi sesi tertutup.
Wartawan yang semula diizinkan meliput, diminta meninggalkan ruangan sesaat sebelum Presiden Prabowo Subianto naik ke podium.
Suasana mendadak sunyi. Para jurnalis keluar satu per satu setelah pembawa acara meminta ruangan dikosongkan. Agenda pengarahan Presiden Prabowo kepada jajaran direksi BUMN yang tergabung dalam Danantara pun berlangsung secara tertutup.
“Saya memang minta tertutup, karena banyak yang saya tegur juga,” ujar Presiden Prabowo Subianto kepada wartawan usai pertemuan.
Prabowo tak merinci siapa saja yang menjadi sasaran teguran tersebut. Namun, ia menekankan bahwa arahan tersebut disampaikan secara langsung dan tanpa basa-basi.
“Enggak enak ditegur di depan kalian,” ucapnya sambil tersenyum.
Prabowo hadir di forum town hall Danantara bersama enam menteri koordinator dari Kabinet Merah Putih.
Baca Juga: Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Komunikasi Istana
Mereka tergabung dalam Dewan Pengawas BPI Danantara, lembaga yang kini menjadi poros baru pengelolaan aset dan investasi negara melalui integrasi 844 BUMN.
Ketua Dewan Pengawas Danantara, Menteri BUMN Erick Thohir, turut hadir. Begitu pula Wakil Ketua Dewan Pengawas, Muliaman D. Hadad.
Keduanya duduk di barisan depan saat sesi pengarahan berlangsung, mendampingi CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, yang membuka acara secara resmi.
Arahan Presiden Prabowo
Rosan sebelumnya menyampaikan sambutan dalam sesi terbuka. Ia menegaskan komitmennya untuk menjalankan arahan Presiden Prabowo dalam menata ulang arah strategis pengelolaan BUMN melalui Danantara.
“Kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap 844 BUMN yang bergabung,” kata Rosan.
Ia menyatakan, proses konsolidasi ini bukan sekadar administratif. Evaluasi akan menyentuh struktur organisasi, efektivitas operasional, hingga aspek personalia di tubuh setiap BUMN dan anak perusahaannya.
“Semua harus bersih. Yang duduk di posisi strategis harus kredibel dan profesional,” ujarnya.
Rosan juga menekankan bahwa restrukturisasi ini adalah bagian dari perintah langsung Presiden. Ia menyebut BPI Danantara akan menjadi kendaraan utama dalam mendorong transformasi investasi nasional.
Melalui lembaga ini, pemerintah berharap tata kelola dan nilai tambah BUMN bisa lebih terukur dan efisien.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau BPI Danantara, adalah entitas baru yang menjadi payung besar bagi pengelolaan aset dan investasi BUMN.
Lembaga ini dibentuk untuk merombak wajah investasi negara, dengan mengedepankan prinsip transparansi, efektivitas, dan profesionalisme.
Pembentukan Danantara juga dimaksudkan untuk memperkuat daya saing BUMN di pasar global. Dengan membawa semangat investasi jangka panjang dan berbasis pada kinerja, BPI Danantara diyakini akan menjadi katalis baru dalam transformasi ekonomi nasional.
Namun, catatan penting dari forum ini bukan hanya pada struktur dan strategi, melainkan pada momen pengarahan tertutup yang dilakukan langsung oleh kepala negara.
Presiden tampaknya ingin memberi sinyal kuat: era ketidakefisienan dan praktik-praktik lama di tubuh BUMN akan segera berakhir.
Pertemuan yang tertutup bagi media justru mengindikasikan bahwa langkah-langkah tegas sedang disiapkan di balik layar. Dengan sorotan publik yang semakin tajam terhadap kinerja BUMN, arah baru yang diusung melalui Danantara menjadi ujian awal bagi komitmen pemerintahan Prabowo terhadap reformasi sektor strategis negara.
Dalam waktu dekat, publik akan menunggu tindak lanjut konkret dari evaluasi menyeluruh yang dijanjikan. Apakah 844 BUMN benar-benar akan mengalami perombakan struktural, atau hanya berganti kemasan?
Satu hal yang pasti, pesan Presiden di balik pintu tertutup itu telah menggema: bersih, kredibel, dan profesional adalah syarat utama untuk menjadi bagian dari masa depan investasi Indonesia.