back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
29.3 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Tak Perlu ke Eropa, 5 Tempat Wisata Dongeng Ini Ada di Sulsel 

inspirasinusantara.id – Kabut menggantung di atas bukit, bangunan bergaya kastel berdiri megah, dan taman tersembunyi yang terlihat seperti diambil dari halaman dongeng. Sulawesi Selatan...
BerandaGaya HidupMengapa Gen Z Cepat Resign? Ini Alasannya

Mengapa Gen Z Cepat Resign? Ini Alasannya

Inspirasinusantara.id – Fenomena Gen Z yang cepat mengajukan resign semakin mencuri perhatian. Bukan semata soal “gampang menyerah”, generasi ini justru sedang menunjukkan kepedulian mendalam pada kesehatan mental dan makna bekerja.

Fenomena Gen Z yang memilih keluar dari pekerjaan dalam hitungan minggu atau bulan kian marak terjadi. Alasan yang kerap diangkat adalah tekanan mental, ketidakcocokan dengan lingkungan kerja, hingga perasaan tidak dihargai.

Tren ini mencuat seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental di kalangan generasi muda terutama Gen Z dalam bekerja.

Menurut penelitian Wahyuni dkk. (2024), keputusan resign cepat ini bukanlah kasus satu dua orang, melainkan sebuah pola yang menyebar luas. Generasi Z tidak segan angkat kaki dari perusahaan ketika merasa tidak nyaman secara psikologis.

Di tengah tantangan dunia kerja yang dinamis dikalangan Gen Z, menjaga kewarasan mental memang sangat penting. Namun, tidak semua konflik dan tekanan dalam pekerjaan harus diselesaikan dengan keluar.

Kini, Gen Z hadir membawa pendekatan baru: vokal, kritis, dan lebih berani menyuarakan ketidaknyamanan. Mereka tumbuh dengan nilai-nilai yang menekankan makna, kenyamanan, dan pertumbuhan pribadi dalam bekerja.

Di balik cap “mudah resign”, sesungguhnya mereka sedang mencari pekerjaan yang selaras dengan visi hidup mereka. Berikut beberapa tips dari Stella Maris International Education agar Gen Z bisa tetap bertahan di dunia kerja:

1. Pahami Alasan Bergabung Sebelum Masuk Kerja

Sebelum menandatangani kontrak, penting untuk memahami motivasi pribadi. Apakah Anda ingin belajar hal baru, membangun koneksi, atau meniti jenjang karir jangka panjang? Ketika tujuan pribadi selaras dengan pekerjaan, semangat untuk bertahan akan lebih kuat.

2. Belajar Menyesuaikan Diri dengan Budaya Kantor

Setiap tempat kerja memiliki ‘aturan tak tertulis’. Luangkan waktu memahami norma, nilai, dan cara komunikasi di lingkungan baru. Kemampuan adaptasi adalah kekuatan Gen Z—manfaatkan itu sebaik mungkin.

Baca juga : Healing Lokal: 5 Destinasi Wisata Sulsel untuk Menyembuhkan Lelah Batin

3. Bangun Relasi Positif dengan Kolega

Kenyamanan seringkali berasal dari hubungan antarindividu. Cari mentor, jalin komunikasi terbuka, dan ciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung.

4. Cari Peluang Pengembangan Diri

Rasa jenuh bisa muncul jika tidak ada tantangan baru. Ikut pelatihan, proyek tambahan, atau eksplorasi ide bisa menjadi solusi untuk menumbuhkan motivasi.

5. Hadapi Masalah, Jangan Langsung Resign

Tidak semua hari di kantor akan sempurna. Kesalahan dan konflik adalah bagian dari proses bertumbuh. Jangan buru-buru mengambil keputusan drastis hanya karena satu-dua masalah.

6. Sampaikan Keluhan dengan Bijak

Jika merasa tidak nyaman, cobalah berdiskusi dengan atasan atau HR. Banyak perusahaan kini mulai terbuka mendengar suara karyawan muda dan menawarkan solusi.

7. Redefinisi Loyalitas

Bertahan bukan berarti menomorduakan impian pribadi. Tunjukkan profesionalisme dan kontribusi selama bekerja. Itu juga bentuk loyalitas yang akan memperkuat reputasi Anda di dunia profesional.

Gen Z membawa semangat baru dalam dunia kerja. Mereka berani menyuarakan kesehatan mental dan mencari makna dalam pekerjaan.

Namun, agar potensi mereka berkembang maksimal, penting untuk menyeimbangkan idealisme dengan kesabaran, komunikasi, dan strategi adaptasi yang tepat. Karier bukanlah sprint, melainkan maraton yang membutuhkan konsistensi dan ketekunan. (*/IN)