GARUT, inspirasinusantara.id — Ledakan besar mengguncang kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin siang, 12 Mei 2025.
Ledakan itu terjadi dalam kegiatan pemusnahan amunisi usang milik TNI. Akibatnya, 13 orang dilaporkan tewas, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Tragedi ini langsung menyita perhatian publik. Ledakan tersebut terjadi saat satuan TNI tengah melakukan prosedur standar pemusnahan amunisi yang dianggap tidak layak pakai.
Baca juga: 20 Tahun Tsunami Aceh: Tragedi, Pelajaran, dan Kesiapsiagaan yang Harus Ditingkatkan
Namun, belum jelas bagaimana prosedur itu bisa berubah menjadi bencana.
Kodam III Siliwangi yang membawahi wilayah tersebut mengaku masih menyelidiki insiden itu.
“Masih kita dalami, karena kejadiannya baru,” ujar Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi, Kolonel Infanteri Mahmuddin.
Awalnya Mahmuddin menyebut jumlah korban tewas sebanyak 11 orang, terdiri dari dua anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Namun, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi kemudian meralat angka itu.
“Total korban meninggal ada 13 orang, terdiri dari empat prajurit dan sembilan warga sipil,” kata Kristomei.
Baca juga: Awal Mula Ledakan Tungku Smelter di Pabrik Tambang ITSS yang Tewaskan 12 Karyawan
Misteri di Balik Ledakan
Hingga laporan ini ditulis, belum ada keterangan resmi mengenai kronologi kejadian. Warga sekitar hanya bisa melihat kepulan asap dan mendengar suara dentuman keras.
Menurut informasi sementara yang dihimpun, kegiatan pemusnahan amunisi tersebut sudah direncanakan sebelumnya.
Namun, belum jelas bagaimana prosedur pengamanan diterapkan dan mengapa ada warga sipil yang berada dalam radius bahaya saat ledakan terjadi.
Investigasi dan Potensi Kelalaian
Pihak militer menjanjikan investigasi menyeluruh terhadap kejadian ini. Kodam III Siliwangi akan bekerja sama dengan Polisi Militer dan tim ahli bahan peledak.
Namun, publik menanti transparansi dari proses penyelidikan, terutama jika ada unsur kelalaian prosedur atau pelanggaran standar keamanan dalam operasi tersebut.
Hingga kini, belum ada keterangan soal jenis amunisi yang dimusnahkan, dari satuan mana asalnya, serta prosedur teknis yang dijalankan dalam operasi tersebut.