back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
30.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Duduk atau Jongkok? Jejak Karbon di Balik Toilet 

inspirasinusantara.id – Saat berbicara soal perubahan iklim, mungkin yang pertama terlintas di benak kita adalah kendaraan bermotor, limbah industri, atau pembangkit listrik berbahan bakar...
BerandaGaya HidupMenikmati Liburan, Menguak Jejak Karbon dari Wisata Kuliner 

Menikmati Liburan, Menguak Jejak Karbon dari Wisata Kuliner 

inspirasinusantara.id – Liburan identik dengan mencicipi aneka kuliner khas dan sajian lezat di restoran maupun hotel. Namun di balik kelezatan makanan tersebut, ada konsekuensi besar terhadap lingkungan yang jarang disadari wisatawan: jejak karbon dari makanan.

Produksi pangan secara global bertanggung jawab atas sekitar 25% emisi gas rumah kaca. Ini tak hanya mencakup proses pertanian, tapi juga pengolahan, pengemasan, pendinginan, hingga memasaknya. Ketika semua proses ini dikalikan dengan tingginya konsumsi makanan saat liburan, jejak karbon yang dihasilkan menjadi jauh lebih besar.

Salah satu pemicunya adalah ketergantungan industri pariwisata terhadap bahan makanan impor. Banyak hotel dan restoran, terutama di pulau-pulau terpencil, mengimpor hingga 80% bahan makanannya dari luar negeri.

Mengutip data Sustainable Travel International, semakin jauh jarak tempuh makanan menuju destinasi, semakin tinggi pula emisi yang dilepaskan ke atmosfer. Ini membuat hidangan yang tampak mewah ternyata menyimpan jejak karbon yang mahal bagi bumi.

Masalah lain datang dari limbah makanan. Sistem prasmanan “makan sepuasnya” dan porsi berlebih di restoran mendorong banyak makanan berakhir di tempat sampah. Sayangnya, tidak semua hotel memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik. Kurang dari separuh hotel di dunia mengomposkan sisa makanan mereka.

Baca juga : Secangkir Kopi Bicara, Jejak Karbon Menjawab dengan Luka 

Ketika makanan membusuk di tempat pembuangan akhir, ia melepaskan metana—gas rumah kaca yang 21 kali lebih kuat dari karbon dioksida.

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Wisatawan?

Menjadi wisatawan yang bertanggung jawab bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana berikut:

1. Pilih Makanan Lokal dan Musiman Konsumsi bahan pangan yang ditanam dan diproduksi di daerah tujuan liburan. Selain lebih segar, ini juga mengurangi emisi dari transportasi jarak jauh.

2. Ambil Secukupnya, Habiskan Makanan Saat di prasmanan, ambil porsi sesuai kebutuhan. Lebih baik nambah daripada membuang makanan.

3. Dukung Tempat Menginap Ramah Lingkungan Pilih hotel dan restoran yang memiliki program pengelolaan sampah makanan, seperti kompos atau donasi makanan berlebih.

4. Kurangi Konsumsi Daging Merah dan Produk Olahan Produksi daging merah memiliki jejak karbon yang lebih tinggi dibandingkan sayuran, biji-bijian, atau protein nabati.

5. Bawa Sendiri Bekal Ringan Untuk perjalanan singkat atau piknik, membawa makanan sendiri bisa menghindarkan dari pembelian makanan dalam kemasan sekali pakai.

Dengan sedikit kesadaran dan pilihan yang bijak, kita tetap bisa menikmati wisata kuliner tanpa meninggalkan jejak karbon yang merusak. Karena liburan yang menyenangkan seharusnya juga ramah bagi masa depan bumi. (*/IN)