inspirasinusantara.id — Ada beberapa perayaan penting pada hari Rabu, 30 Juli salah satunya adalah Hari Dunia Melawan Perdagangan Manusia: Melindungi Martabat, Menentang Eksploitasi.
Tanggal 30 Juli bukan sekadar angka dalam kalender. Di baliknya tersimpan berbagai peristiwa bersejarah dan peringatan dunia yang sarat makna: mulai dari ikrar kebangkitan gerakan Pramuka, merayakan persahabatan lintas budaya, hingga perjuangan global melawan perdagangan manusia.
30 Juli memperingati hari apa saja?
Berikut ini beberapa hari peringatan pada (30/7/2025) :
1. Hari Ikrar Gerakan Pramuka: Saat Semua Kepanduan Menyatukan Barisan
Mengutip dari situs resmi Kemendikbud RI, sejarah gerakan Pramuka di Indonesia tak lepas dari kiprah K.H. Agus Salim yang memperkenalkan istilah “Pandu” untuk menggambarkan semangat kepanduan tanah air. Kala itu, ratusan organisasi kepanduan tumbuh subur, namun perpecahan dalam federasi membuat persatuan sulit diraih.
Upaya penyatuan dimulai serius pada 1960, saat pemerintah dan MPRS turun tangan membenahi organisasi kepanduan. Hingga pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengundang tokoh-tokoh kepanduan membentuk panitia nasional pembentukan Gerakan Pramuka.
Momentum bersejarah pun terjadi pada 30 Juli 1961, ketika seluruh organisasi kepanduan resmi melebur dalam satu wadah: Gerakan Pramuka Indonesia. Peristiwa akbar di Istora Senayan itu kini dikenang sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka—tonggak awal persatuan dalam pendidikan karakter bangsa.
2. Hari Persahabatan Sedunia: Menjalin Harmoni Antarbudaya
Tak hanya milik Indonesia, 30 Juli juga punya gaung global: Hari Persahabatan Internasional. Perayaan ini berakar dari inisiatif UNESCO tentang budaya damai yang kemudian diadopsi Majelis Umum PBB pada 2011.
Peringatan ini mengajak dunia membangun ikatan antarindividu, komunitas, hingga negara demi menciptakan perdamaian yang abadi. PBB mendorong terciptanya ruang dialog lintas peradaban, solidaritas, dan rekonsiliasi, yang menjadi dasar kuat menghargai keberagaman.
Momen ini menjadi pengingat pentingnya memiliki sahabat sejati dan membangun jembatan persahabatan di tengah dunia yang kian kompleks.
3. Hari Dunia Melawan Perdagangan Manusia: Melindungi Martabat, Menentang Eksploitasi
Di sisi lain, 30 Juli juga menyuarakan kepedihan yang masih membayangi dunia: Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Berdasarkan data UNODC, lebih dari 225 ribu kasus perdagangan manusia tercatat secara global—mencerminkan krisis kemanusiaan yang mendesak untuk diatasi.
Upaya serius dilakukan dengan pembentukan Kelompok Koordinasi Antar Lembaga Anti TPPO (ICAT) pada 2007. Majelis Umum PBB pun memperkuat langkah itu lewat resolusi A/RES/68/192, yang secara resmi menetapkan 30 Juli sebagai Hari Anti Perdagangan Manusia Internasional sejak 2013.
Peringatan ini menyerukan dunia untuk bersatu melawan eksploitasi, serta memastikan perlindungan terhadap korban dan kelompok rentan.
4. Hari Snorkeling Sedunia: Rayakan Keindahan Laut, Jaga Kelestarian Alam
Tak hanya reflektif, 30 Juli juga dirayakan dengan semangat petualangan dan pelestarian: Hari Snorkeling Sedunia. Tanggal ini merujuk pada pengajuan paten snorkel oleh Joseph L. Belcher pada 30 Juli 1932.
Dengan snorkeling, kita tidak hanya menyelami keindahan bawah laut, tetapi juga belajar menghargai ekosistem laut yang rapuh. Standarisasi alat snorkeling secara resmi ditetapkan pada 1969 oleh Lembaga Standar Inggris, menandai pentingnya keamanan dalam menjelajahi laut.
Peringatan ini jadi ajakan bagi masyarakat global, khususnya generasi muda, untuk lebih peduli terhadap laut dan ikut menjaga keberlanjutannya.
Tanggal 30 Juli menjadi titik temu dari semangat nasionalisme, solidaritas global, kepedulian lingkungan, hingga perlindungan hak asasi manusia. Dari Istora Senayan hingga markas besar PBB, dunia dipertemukan dalam satu benang merah: persatuan, perdamaian, dan harapan. (*/IN)