back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
25.7 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Bupati Enrekang Buka Festival Literasi 2025, Hidupkan Budaya Membaca Masyarakat

ENREKANG, inspirasinusantara.id – Bupati Enrekang, H. Muh. Yusuf Ritangnga, secara resmi membuka Festival Literasi 2025 yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang. Kegiatan...
BerandalingkunganAC 24 Jam Disebut Lebih Hemat, Benarkah Ramah Krisis Iklim?

AC 24 Jam Disebut Lebih Hemat, Benarkah Ramah Krisis Iklim?

Inspirasinusantara.id — Gelombang panas yang kian sering terjadi akibat krisis iklim membuat penggunaan pendingin ruangan (AC) semakin tak terelakkan. Namun, klaim bahwa menyalakan AC nonstop selama 24 jam justru lebih hemat listrik kini memicu pro-kontra di jagat maya.

Di tengah semakin seriusnya krisis iklim, konsumsi energi rumah tangga menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, sebuah unggahan di media sosial tentang penggunaan pendingin ruangan (AC) 24 jam penuh memicu perdebatan luas.

Unggahan tersebut menyebut bahwa menyalakan AC nonstop justru lebih hemat listrik dibandingkan jika dinyalakan-matikan berulang kali. Video itu dibagikan akun TikTok @rumah********* pada Jumat (12/9/2025).

Sang pengunggah mengaku AC di rumahnya hanya dimatikan beberapa jam di pagi hari, sementara sisanya terus menyala. Ia bahkan mengklaim biaya tambahan listrik hanya sekitar Rp200.000 per bulan.

Hingga Rabu (24/9/2025) sore, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 5.000 kali dan dikomentari lebih dari 360 warganet. Fenomena ini menarik perhatian karena penggunaan AC dikenal sebagai salah satu penyumbang besar konsumsi energi listrik rumah tangga.

Semakin tinggi pemakaian listrik, semakin besar pula emisi karbon yang dihasilkan, yang pada akhirnya memperburuk krisis iklim global. Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Abdul Syakur, menegaskan bahwa AC yang dinyalakan nonstop memang lebih hemat dibandingkan AC yang sering dihidupkan-matikan dalam periode waktu sama.

Baca  juga : Mangrove, Benteng Hijau Hadapi Krisis Iklim

Alasannya, setiap kali AC dinyalakan terjadi inrush current atau lonjakan arus yang membuat konsumsi energi lebih besar. Meski begitu, ia mengingatkan risiko lain: mesin motor bisa panas dan berpotensi memicu kebakaran.

Konsumsi Listrik Bukan Hanya Soal Hemat atau Boros

Dosen Teknik Ketenagalistrikan STEI ITB, Syarif Hidayat, menambahkan bahwa pada dasarnya konsumsi listrik ditentukan oleh daya dikalikan durasi pemakaian. Jika AC 100 watt menyala 24 jam, tentu konsumsi energinya dua kali lipat dibandingkan hanya 12 jam.

Menurutnya, faktor pemborosan justru sering muncul akibat ruangan tidak tertutup rapat, sehingga udara dingin keluar dan AC bekerja lebih keras. Selain itu, Syarif menegaskan bahwa pemakaian AC harus mempertimbangkan kebutuhan.

“Kalau tidak ada orang di ruangan, sebaiknya dimatikan saja. Itu jauh lebih efisien dibandingkan dibiarkan menyala terus,” ujarnya dikutip dari  kompas.com

Bijak Menggunakan AC di Era Krisis Iklim

Kebiasaan menyalakan AC tanpa henti bukan hanya berdampak pada tagihan listrik, tetapi juga meningkatkan jejak karbon rumah tangga. Di era krisis iklim, langkah sederhana seperti menyalakan AC sesuai kebutuhan, memastikan ruangan tertutup rapat, hingga mengatur suhu ideal, bisa menjadi kontribusi nyata dalam menekan emisi.

Perdebatan soal hemat atau borosnya AC 24 jam menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli pada konsumsi energi. Namun, hemat listrik tidak bisa hanya dihitung dari biaya bulanan, melainkan juga harus melihat dampaknya terhadap krisis iklim.

Bijak dalam menggunakan peralatan listrik, termasuk AC, adalah salah satu cara kecil yang berdampak besar untuk masa depan bumi. (*/IN)