back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
31.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

BAZNAS Enrekang Salurkan Rp15 Juta untuk Bedah Rumah Keluarga Almarhum Aldi

ENREKANG, inspirasinusantara.id — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Enrekang menyalurkan bantuan program bedah rumah senilai Rp15 juta kepada keluarga almarhum Aldi Oktavian, pelajar Madrasah...
BerandaPemerintahanAtasi Sampah Organik, Melinda Aksa Inisiasi 30 Lubang Biopori di Taman Gajah

Atasi Sampah Organik, Melinda Aksa Inisiasi 30 Lubang Biopori di Taman Gajah

MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, memimpin langsung penanaman 30 lubang kompos biopori di Taman Gajah, Pantai Losari, Jumat (25/7/2025). Aksi ini menjadi bagian dari gerakan Jumat Bersih yang bertujuan mengatasi persoalan sampah organik di ruang terbuka hijau kota.

Lubang-lubang biopori yang ditanam memiliki kedalaman antara 80 cm hingga 1 meter. Proses penanaman dilakukan bersama pengurus TP PKK, Dekranasda, Pokja Bunda PAUD, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar, serta petugas kebersihan.

“Jadi membuat lubang-lubang biopori ini adalah salah satu cara penanganan sampah. Karena kami melihat bahwa membuat lubang biopori ini lebih mudah dan lebih gampang diterima oleh masyarakat untuk menjalankan pemilahan sampah itu,” ujar Melinda.

Ia menjelaskan, Taman Gajah merupakan salah satu titik penghasil sampah organik dari dedaunan dan ranting pohon. Dengan adanya biopori, limbah tersebut tak perlu lagi diangkut ke TPS atau TPA, melainkan langsung dimasukkan ke dalam lubang.

“Daun-daun kering yang biasanya hanya disapu lalu diangkut ke TPS, sekarang bisa langsung dimasukkan ke dalam lubang biopori. Ini efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Tak hanya menyelesaikan masalah sampah, lubang biopori juga memiliki manfaat ekologis. Menurut Melinda, lubang ini dapat membantu struktur tanah dan menjaga cadangan air.

“Saat hujan turun, air bisa langsung meresap melalui lubang, mengurangi genangan dan membantu menjaga keseimbangan air tanah,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa lubang-lubang tersebut akan terus digunakan oleh petugas kebersihan sebagai tempat pembuangan sampah organik dari taman. Program serupa juga direncanakan untuk taman-taman lain, terutama di sepanjang Jalan Metro Tanjung Bunga.

“Sampah-sampah dari hasil penyapuan taman itu gak perlu lagi masuk ke TPA, bisa langsung dimasukkan ke lubang biopori yang kita buat hari ini,” tuturnya.

“Ke depan, kami berharap lubang biopori bisa diterapkan lebih luas. Langkah sederhana ini punya dampak besar jika dilakukan bersama mengurangi sampah dan menjaga lingkungan tetap sehat,” tutup Melinda.

Kepala DLH Kota Makassar, Helmy Budiman, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Menurutnya, metode biopori merupakan solusi praktis yang bisa diterapkan di berbagai lokasi, termasuk rumah tangga.

“Metode ini mudah, murah, dan efektif. Tidak hanya untuk taman kota, tapi bisa juga diadaptasi di halaman rumah. Harapannya, masyarakat bisa mulai mengelola sampah organiknya sendiri tanpa bergantung penuh pada sistem pengangkutan ke TPA,” ujarnya.

DLH Kota Makassar juga berencana menjadikan biopori sebagai bagian dari strategi jangka panjang dalam pengurangan sampah kota. (*/IN)