MAKASSAR, inspirasinusantara — Bank Indonesia (BI) menyampaikan optimisme terhadap ketahanan ekonomi Sulawesi Selatan yang terus menunjukkan penguatan di tengah dinamika ekonomi global. Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam Bincang Bareng Media di Makassar, Senin (17/11/2025).
Berdasarkan data BPS yang dipaparkan BI, ekonomi Sulsel pada Triwulan III 2025 tumbuh sebesar 5,78% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang berada pada 5,18%. Pertumbuhan ini menjadikan Sulsel sebagai salah satu provinsi dengan kinerja ekonomi kuat di Kawasan Timur Indonesia.
Dari aspek spasial, wilayah Sulawesi dan Jawa tercatat sebagai kontributor pertumbuhan tertinggi nasional, dengan Sulsel berada di kelompok atas dengan pertumbuhan 5,01–5,83% di berbagai triwulan.
Inflasi Sulsel pada Oktober 2025 tercatat 0,68% (mtm) dan 3,03% (yoy), masih berada dalam rentang sasaran inflasi BI 2,5% ± 1% . Secara tahun kalender (ytd), inflasi berada di 1,53%, menunjukkan stabilitas yang terus dijaga.
BI juga menyoroti inflasi kelompok makanan-minuman-tembakau yang berada di bawah target 4,17%, didukung penurunan harga tomat, bawang merah, dan ayam ras—komoditas yang sebelumnya sering memicu tekanan harga .
Kenaikan harga emas menjadi penyumbang inflasi tertinggi Oktober dengan andil 0,30%, namun secara umum tekanan harga tetap terkendali berkat upaya stabilisasi pangan daerah .
Sulsel mencatat kemajuan signifikan dalam digitalisasi sistem pembayaran. Per September 2025:
Volume transaksi BI-Fast mencapai 27,79 juta atau tumbuh 5,51% yoy. Nominal BI-Fast mencapai Rp66,48 triliun, tumbuh 5,52% yoy. Jumlah merchant QRIS mencapai 1,2 juta, didominasi UMKM dan terpusat 43% di Kota Makassar .
Aktivitas QRIS juga melonjak, termasuk pemecahan Rekor MURI 6.720 transaksi QRIS dalam satu kegiatan Festival Pinisi di Bulukumba pada Oktober 2025 .
Untuk menjaga stabilitas harga pangan, BI merekomendasikan beberapa langkah, antara lain:
Optimalisasi lahan kosong melalui urban farming dan greenhouse Penjadwalan tanam dan klasterisasi produksi hortikultura Penyediaan cold storage di pelabuhan pendaratan ikan Kontrak offtaker antara petani dan pembeli agar harga stabil
Operasi pasar tepat sasaran untuk cabai, bawang, ikan segar, dan minyak goreng
BI juga mengungkapkan pentingnya memperkuat fundamental investasi Sulsel. Dalam forum tersebut dipaparkan bahwa ICOR Indonesia berada pada posisi 6,12, lebih tinggi dibanding Malaysia dan Vietnam, sehingga percepatan investasi menjadi prioritas nasional dan daerah .
Sulsel sendiri tengah aktif memperluas peluang investasi melalui forum seperti AMBF x SSIF 2025, yang tahun ini menghadirkan 30 buyer asing dari 17 negara dan menghasilkan MoU senilai Rp228,1 miliar untuk UMKM dan proyek potensial daerah .
Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, inflasi yang terkendali, serta akselerasi digitalisasi dan peningkatan daya saing investasi, BI optimistis Sulawesi Selatan berada pada jalur penguatan ekonomi yang lebih solid. Upaya stabilisasi pangan dan sinergi antara BI, Pemda, dan pelaku usaha diharapkan memperkuat ketahanan ekonomi Sulsel dalam menghadapi dinamika global ke depan. (sfa/IN)



