back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
27.5 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Bupati Enrekang Buka Festival Literasi 2025, Hidupkan Budaya Membaca Masyarakat

ENREKANG, inspirasinusantara.id – Bupati Enrekang, H. Muh. Yusuf Ritangnga, secara resmi membuka Festival Literasi 2025 yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang. Kegiatan...
BerandaRagamBMKG Peringatkan Krisis Iklim: Infrastruktur Hingga Pangan Terancam

BMKG Peringatkan Krisis Iklim: Infrastruktur Hingga Pangan Terancam

inspirasinusantara.id – Bumi kian panas, air kian langka, pangan kian terancam. Krisis iklim bukan lagi teori, melainkan kenyataan yang kini mengetuk pintu-pintu rumah kita.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa Indonesia kini berada di tengah ancaman krisis iklim yang kian nyata. Curah hujan ekstrem dan kenaikan suhu udara global bukan lagi isu, melainkan kenyataan yang mulai mengganggu kehidupan masyarakat.

“Perkembangan curah hujan dan suhu ekstrem ini akan sangat berdampak pada infrastruktur yang kita bangun. Tugas kita tidak hanya mengendalikan banjir, tetapi juga menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan,” tegas Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menambahkan bahwa data global terbaru menunjukkan kondisi iklim dunia sudah berada di level kritis.

“Data terkini menunjukkan kenaikan suhu udara global telah mencapai level kritis, menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan dan infrastruktur di Indonesia,” jelasnya.

Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Menurut catatan BMKG, grafik suhu udara global sejak 1850 hingga 2025 memperlihatkan tren kenaikan signifikan sejak 1975. Puncaknya, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan suhu rata-rata global naik 1,55 derajat Celsius di atas periode pra-industri.

Angka ini bahkan sudah melampaui batas aman yang sebelumnya disepakati dunia untuk dicegah hingga 2100.

Dwikorita menjelaskan, periode 2015–2024 resmi menjadi dekade terpanas dalam sejarah modern. Indonesia sendiri telah mengalami kenaikan suhu rata-rata 1,2°C, sementara Jakarta mencatat lonjakan lebih tinggi, yakni 1,6°C per 100 tahun, di atas tren global.

Banjir, Kekeringan, hingga Krisis Pangan

Perubahan suhu ini berdampak langsung pada pola curah hujan. Data BMKG menunjukkan sebagian wilayah Indonesia seperti Kalimantan dan Papua kini semakin basah, dengan intensitas hujan meningkat hingga 80–90 persen, yang berpotensi menimbulkan banjir.

Sebaliknya, kawasan Nusa Tenggara menghadapi penurunan curah hujan hingga 20 persen, berisiko menghadirkan krisis air.

“Fenomena ini memicu global water hotspot. Sebagian wilayah kebanjiran, sementara wilayah lain justru mengalami kelangkaan air,” ujar Dwikorita.

Lebih jauh, kondisi tersebut menimbulkan ancaman ketahanan pangan nasional. FAO (Food and Agriculture Organization) telah memperingatkan bahwa hingga 2050, kerawanan pangan global bisa melonjak jika manusia gagal mengendalikan laju kenaikan suhu.

“Artinya, Indonesia dan negara lain berpotensi kesulitan mengimpor pangan karena kelangkaan terjadi di mana-mana. Kita punya waktu 25 tahun untuk menyiapkan infrastruktur yang tahan krisis,” tambahnya.

BMKG menegaskan, langkah adaptasi iklim tidak bisa ditunda lagi. Tanpa kebijakan mitigasi yang kuat, Indonesia akan semakin rentan menghadapi krisis air, bencana alam, dan ancaman pangan dalam dua dekade mendatang. (*/IN)