back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
29.7 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

6 Tempat Wisata Menyaksikan Sunset di Sulawesi Selatan

inspirasinusantara.id -- Sulawesi Selatan tak hanya kaya tradisi dan kuliner, tetapi juga menawarkan deretan tempat wisata yang menawan, terutama saat senja tiba. Di antara...
BerandaGaya HidupGen X: Si Terlupakan yang Diam-Diam Paling Tertekan

Gen X: Si Terlupakan yang Diam-Diam Paling Tertekan

inspirasinusantara.id — Selama ini Gen Z sibuk mengeluhkan tekanan media sosial, Milenial pusing memikirkan harga rumah, dan Baby Boomer cemas menghadapi masa pensiun. Namun, satu generasi seolah-olah luput dari perhatian publik: Gen X.

Lahir antara tahun 1965 hingga 1980, Gen X seringkali tidak terlihat dalam narasi media sosial, pemberitaan, buku, bahkan meme. Banyak dari mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka termasuk dalam kelompok generasi tertentu.

Padahal, berdasarkan survei global yang dikutip dari The Economist, Gen X justru menjadi generasi paling tidak bahagia saat ini. Kondisi ini bisa jadi berkaitan erat dengan fase kehidupan yang sedang mereka jalani yakni usia paruh baya sekitar 50 tahun yang kerap diasosiasikan sebagai masa dengan kepuasan hidup paling rendah.

“Di tahap ini, banyak dari Gen X terjebak dalam kondisi yang dikenal sebagai “kurva U kebahagiaan”, di mana seseorang cenderung merasa bahagia saat muda dan kembali bahagia saat tua, namun mengalami tekanan hebat di usia pertengahan.” Dikutip dari CNBC.

Baca juga : Mengapa Gen Z Cepat Resign? Ini Alasannya

Beban ganda menjadi salah satu penyebab utama. Gen X sering kali harus membagi waktu dan sumber daya untuk mengurus anak-anak sekaligus orang tua yang menua.

Di Amerika Serikat, generasi ini menghabiskan sekitar 5% dari total pengeluaran untuk merawat anggota keluarga di bawah usia 18 dan di atas 65 tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan 2% yang dialokasikan Baby Boomer untuk keperluan serupa.

Di sisi lain, secara ekonomi, Gen X juga mengalami banyak keterbatasan. Seharusnya mereka menikmati puncak karier di usia 30-40-an, tetapi justru harus menghadapi lemahnya pasar tenaga kerja akibat krisis finansial global 2007–2009.

Dari sisi investasi, keberuntungan juga belum berpihak pada mereka. Ketika para Baby Boomer menikmati lonjakan pasar saham pada 1980-an, dan Milenial kini memanen hasil dari pasar yang kuat, Gen X justru berada dalam dekade yang buruk. Tahun 2000-an diwarnai dengan kejatuhan pasar akibat gelembung dotcom dan krisis keuangan yang menggerus potensi akumulasi kekayaan mereka.

Dalam senyap, Gen X menanggung beban besar tanpa banyak sorotan. Mereka adalah generasi yang diam-diam berjuang, bertahan di tengah tekanan ekonomi, sosial, dan psikologis. Kini saatnya memberi ruang bagi suara mereka yang selama ini nyaris tak terdengar. (*/IN)