Hikayat Masa Lalu
Masa lalu hanyalah terikat antara jarak dan waktu, terukir cerita tentang sebuah pertemuan. Kepingan yang tertinggal jauh berbaur bersama keraguan dan ketakutan bahkan tekanan. Adakah terdengar tepukan “bunyi” dari masa lalu ? ….kadangkala bunyinya terdengar memberi kenikmatan, bahkan mungkin tidak berbunyi sama sekali…
Meski masih ada yang belum bisa berdamai dengan masa lalu, karena melukai dari dalam…..dan ada pula yang mempertanyakannya karena melindungi, lalu berlaku kemudian episode yang luar biasa. Ada linangan airmata…..situasi yang tak terelakkan dari masa lalu…
Namun, apakah kenyataan itu sepadan atau tidak ?
-2021
Puisi dan Perahu Hati
ada yang lebih syahdu dari imaji yakni puisi
yang sempat kau sulam; dalam pijak kata
tanpa keterbatasan serta bernafas
suluhkan lepas menerjemahkan perahu hati
2024
Rindu Cendawan
aku lelah
berbalut letih
menulis sepi
menjemur gundah
aku salah
berkalut perih
melukis diri
melebur kesah
;masihkah angin mendesir
dalam renyah menyisip
;masihkah embun mendecak
dalam hembus menyisir
Lalu, menulis ‘Tuhan aku rindu cendawan-Mu’
-2020
Aku, Nyanyian, dan Sore
aku bernyanyi
menghampiri cerita hati
di separuh nada yang sepi
pada sore yang sendu
angin berhembus ke hulu
meniupkan tentang cerita dahulu
nyanyian bercengkerama puing rindu
…..maka genggamlah
sore terpancar wajah senyum
…..maka nikmatilah
-2024
========
SULTAN MUSA, berasal dari Samarinda – Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media online & media cetak Nasional maupun Internasional. Karya – karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Buku tunggalnya bertajuk “Titik Koma” nomine buku puisi unggulan Penghargaan Sastra 2021 Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Dan puisinya terpilih juga pada event “Challenge Heart and Art for Change” Collegno Fòl Fest Turin – ITALIA (2024). Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun Instagram : @sultanmusa97