back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
27.6 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

ASDP Hadirkan KMP Arwana, Satukan Pulau-Pulau Pangkep 

MAKASSAR, inspirasinusantara.id – Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) di Sulawesi Selatan dikenal sebagai daerah maritim dengan ratusan pulau kecil yang tersebar di Selat Makassar. Dari...
BerandalingkunganIndonesia Masuk 5 Besar Dunia Penyumbang Sampah Plastik Laut

Indonesia Masuk 5 Besar Dunia Penyumbang Sampah Plastik Laut

inspirasinusantara.id – Sampah plastik kini menjadi salah satu isu lingkungan paling serius di dunia. Jutaan ton plastik setiap tahun berakhir di lautan, mencemari ekosistem, mengancam keberlangsungan hidup biota laut, dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Data terbaru Global Plastic Hub yang divisualisasikan oleh Visual Capitalist menunjukkan, Indonesia masuk dalam daftar lima besar negara penyumbang sampah plastik laut terbesar. Sepanjang 2010–2019, lebih dari 599 ribu ton plastik dari Indonesia terbuang ke laut dan berpotensi mengalir hingga ke pantai negara lain.

Posisi pertama ditempati China dengan 2,6 juta ton, disusul Filipina (1,7 juta ton), India (966 ribu ton), Brasil (639 ribu ton), dan kemudian Indonesia. Dari 10 besar, tujuh negara berasal dari Asia, menegaskan bahwa kawasan ini menjadi pusat krisis sampah plastik global.

Fenomena ini memperlihatkan betapa seriusnya tantangan pengelolaan sampah di negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dihadapkan pada pesatnya pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan sistem pengelolaan sampah yang belum optimal.

Baca juga : Kurangi Jejak Karbon Digital, Begini Tips Hemat Energi 

Saatnya Perkuat Pengelolaan Sampah 

Sampah plastik tidak hanya berhenti di wilayah asalnya. Arus laut, pasang surut, dan angin membuat plastik bisa berpindah ribuan kilometer. Contoh nyata adalah Great Pacific Garbage Patch, zona pusaran sampah raksasa di Samudra Pasifik yang luasnya mencapai 1,6 juta km² atau dua kali lipat wilayah Texas.

Menurut OECD, kerugian ekonomi akibat polusi plastik laut mencapai US$6–19 miliar per tahun, setara Rp93–294 triliun. Kerugian tersebut mencakup kerusakan ekosistem, turunnya kunjungan wisata, hingga terganggunya sektor perikanan yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir.

Upaya mencegah kebocoran sampah plastik membutuhkan investasi besar. Di 38 negara anggota OECD serta 10 negara penghasil sampah plastik terbesar, termasuk Indonesia, dana yang dibutuhkan diperkirakan lebih dari US$86 miliar atau sekitar Rp1.333 triliun.

Masuknya Indonesia dalam daftar lima besar penyumbang sampah plastik laut dunia menjadi alarm peringatan. Tanpa langkah nyata dalam memperkuat sistem pengelolaan sampah dan mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, ancaman terhadap lingkungan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat pesisir akan terus menghantui. (*/IN)