IN, MAKASSAR—Golput adalah singkatan dari istilah “Golongan Putih,” yang merujuk pada para pemilih yang memilih untuk tidak memberikan suara saat Pemilu.
Di Indonesia, fenomena Golput telah ada sejak lama dan sering terkait dengan ketidakpuasan terhadap kandidat atau sistem politik.
Golput pertama kali di Indonesia muncul pada awal tahun 1970-an sebagai reaksi atas berbagai faktor seperti kekecewaan terhadap pemimpin sebelumnya, keraguan terhadap kandidat yang tersedia, atau protes terhadap kebijakan politik saat itu.
Menurut Harian Kami, terbitan 4 Juni 1971 golput lahir di balai budaya Jakarta dengan menyatakan,
“Tidak akan memilih salah satu tanda gambar peserta pemilu saat itu”.
Akhirnya gerakan itu mendapat dukungan dari para dewan dan senat mahasiswa di beberapa perguruan tinggi Indonesia Terutama Jawa.
Para pelopor Golput saat itu adalah aktivis angkatan 66 diantaranya, Arief Budiman, Marsilam Simandjuntak, Julius Usman, Iman Waluyu, dan Adnan Buyung Nasution.
Meskipun golput bukanlah sebuah organisasi atau komunitas, saat itu golput hampir sama posisinya dengan partai-partai lain.
Orang-orang golput melakukan pendidikan kepada masyarakat tentang berfikir kritis atas kehidupan politik Indonesia.
Golput juga berusaha menanamkan kesadaran pada masyarakat bahwa di dalam suatu pemilihan umum, tidak ikut memilih merupakan hak setiap warga negara.
Mereka juga melakukan agenda-agenda seperti membuat pernyataan-pernyataan di media cetak, menempel tanda gambar golput berupa segi lima hitam di atas kertas atau kain putih.
Meskipun di satu sisi dapat menjadi cara untuk menyuarakan ketidakpuasan, namun di sisi lain, beberapa orang menganggap Golput dapat mempengaruhi legitimasi pemilu.
Terbukti pada pemilu 1997 ada semacam ketegasan bahwa pemilu telah kehilangan legitimasinya. Berdasarkan jejak pendapat yang dilakukan Tempo Intraktif pada masa itu, mayoritas orang akan golput yakni 64%.
Pasca pemilu 1997 pun masih banyak orang yang tidak puas dengan hasil pemilu. Mereka menganggap pemilu sarat akan praktik tidak demokratis.(fai/IN)