back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
24.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Kalla Toyota Kembali Hadir di GIIAS 2025: Memberi Pengalaman Terbaik untuk Pelanggan

MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Setelah enam tahun vakum dari ajang otomotif terbesar, Kalla Toyota kembali tampil dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025...
BerandaPemerintahanMunafri Apresiasi Gerakan Bioberkah untuk Kota Makassar Bersih

Munafri Apresiasi Gerakan Bioberkah untuk Kota Makassar Bersih

MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Dukungan masyarakat terhadap program lingkungan Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham terus menguat. Hal ini terlihat saat peluncuran Gerakan Bioberkah (Biopori Mengubah Sampah Jadi Berkah) yang digagas Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Kota Makassar di Vihara Vimalakirti, Minggu (26/10/2025).

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, hadir bersama Ketua TP PKK Makassar yang juga Ketua Dewan Lingkungan Hidup Makassar, Melinda Aksa. Gerakan Bioberkah menjadi bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah dan komunitas keagamaan dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap lingkungan, khususnya pengelolaan sampah dari sumbernya.

Munafri menyampaikan apresiasi tinggi kepada umat Buddha di Makassar yang aktif mendukung gerakan lingkungan hidup melalui penerapan biopori dan pengolahan sampah organik. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan arah kebijakan Pemkot Makassar yang menempatkan pengelolaan sampah rumah tangga sebagai prioritas utama.

“Saya senang melihat masyarakat bergerak sendiri, seperti yang dilakukan oleh Permabudhi hari ini. Artinya, kesadaran mulai tumbuh. Pemerintah bisa membuat aturan, tapi perubahan hanya terjadi kalau masyarakat mau ikut bergerak,” ujarnya.

Munafri menjelaskan bahwa saat ini Pemkot Makassar tengah mengembangkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi di setiap RT/RW. Dalam sistem ini, warga didorong untuk menerapkan biopori, TEBA, dan eco-enzyme di lingkungan masing-masing.

Ia menegaskan bahwa dukungan masyarakat sangat penting agar Ketua RT/RW ke depan tak hanya fokus pada administrasi warga, tetapi juga memastikan pengelolaan sampah berjalan efektif.

“Setiap RT nanti harus punya sistem pengelolaan sampahnya sendiri. Harus ada biopori, TEBA, dan pemisahan sampah rumah tangga. Ini harga mati. Karena dari situlah keseimbangan lingkungan dimulai,” tegasnya.

Ia juga memaparkan arah besar program lingkungan Makassar menuju kota zero waste pada 2027. Pemerintah menargetkan lahirnya ribuan rumah tangga mandiri sampah, di mana masyarakat dapat mengelola sampah menjadi produk bermanfaat seperti pupuk organik, maggot, atau cairan eco-enzyme, sehingga ketergantungan terhadap TPA Antang berkurang.

“Kami ingin memberi penghargaan untuk rumah tangga zero waste. Bukan lagi sekadar gerakan komunitas, tapi gaya hidup baru warga Makassar. Kalau ini jalan, beban TPA bisa berkurang drastis dan kota kita akan semakin bersih,” jelasnya.

Selain membantu mengurai sampah, sistem biopori juga dinilai berperan penting dalam mencegah banjir dengan mempercepat resapan air ke tanah. Hasil olahan sampah seperti pupuk dan eco-enzyme juga dapat dimanfaatkan untuk urban farming, program pertanian perkotaan yang sedang dikembangkan di dua lokasi percontohan.

“Kita ingin menunjukkan bahwa bertani tidak harus di desa. Kota juga bisa. Dari sisa dapur bisa jadi pupuk, dari biopori bisa menumbuhkan tanaman, dari maggot bisa jadi pakan ikan dan ayam. Semua punya nilai ekonomi,” ujar Munafri.

Ia menambahkan, keberhasilan Makassar yang tidak termasuk dalam daftar 336 daerah darurat sampah nasional versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan bukti nyata efektivitas intervensi Pemkot bersama masyarakat dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua Permabudhi Kota Makassar, Suzanna, menyampaikan bahwa Gerakan Bioberkah merupakan bentuk sukacita umat Buddha dalam mendukung program pemerintah. Dalam kegiatan tersebut, 120 dari total 1.000 pipa biopori diserahkan secara simbolis kepada umat Buddha yang tersebar di berbagai vihara di Makassar.

“Kami ingin berkontribusi untuk Makassar yang lebih bersih. Mungkin kelihatannya sederhana, tapi ini langkah spiritual untuk belajar ‘lebih repot’ demi masa depan yang lebih baik. Gerakan ini juga menjadi cara kami menyatukan berbagai aliran umat Buddha melalui semangat peduli lingkungan,” jelas Suzanna.

Ia berharap Gerakan Bioberkah dapat menjadi bagian dari rantai perubahan besar menuju Makassar yang bersih, mandiri, dan lestari. (*/IN)