MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Pemerintah Kota (Pemkot Makassar) bersama Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkuat kerja sama strategis dalam pembangunan kota, khususnya di wilayah pesisir dan kepulauan, melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Kampus Unhas, Tamalanrea.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Rektor Unhas Prof. Dr. Jamaluddin Jompa hadir langsung dalam penandatanganan ini, yang menandai dimulainya fase baru kolaborasi lintas sektor, mencakup pengembangan SDM, penataan wilayah kepulauan, penanganan banjir, dan infrastruktur strategis.
“MoU ini bukan hanya seremoni, tapi bentuk komitmen untuk menjawab persoalan nyata di lapangan, baik di darat dan terutama di kepulauan,” jelas Munafri.
“Kami membutuhkan banyak masukan, riset, dan kolaborasi akademik dari Unhas untuk membangun kota ini secara terarah,” tambahnya.
Sebagai tindak lanjut, Pemkot Makassar dan Unhas merencanakan kunjungan langsung ke wilayah kepulauan guna merumuskan solusi konkret berbasis riset.
“Kami Pemerintah Kota menaruh harapan besar agar bersama Unhas membangun wilayah Pulau. Perlu menjadi fokus bersama dalam hal pembangunan, banyak yang kami benahi di Pulau,” kata Munafri.
Ia juga menegaskan pentingnya pembangunan inklusif untuk masyarakat pesisir.
“Kita perlu lihat lagi seperti apa kondisi pulau-pulau kita saat ini. Di situlah kita ingin hadir. Warga pulau juga punya hak atas pembangunan yang adil,” ujarnya.
Isu banjir turut menjadi perhatian. Menurut Munafri, dukungan akademik sangat penting dalam menyusun strategi jangka panjang seperti pengelolaan drainase, tata ruang, dan pembangunan kawasan rendah risiko bencana.
Di sisi lain, kawasan Untia juga masuk dalam rencana pembangunan terpadu oleh Pemkot, termasuk pembangunan stadion baru, penguatan ekonomi masyarakat, dan penyediaan fasilitas penunjang.
“Kami ingin menjadikan Untia sebagai kawasan yang punya nilai tambah. Tak hanya membangun stadion, tapi juga menciptakan ekosistem pendukung di sekitarnya,” jelasnya.
Munafri juga menyoroti darurat sampah di Makassar, dengan volume harian mencapai 1.000–1.300 ton, mayoritas organik.
“Masalah kita bukan hanya menumpuk, tapi juga mendalam. Kami butuh pendekatan yang berbasis sains dan teknologi, dan di sinilah peran Unhas sangat kami harapkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, banyak dokumen penting dalam Forum Perangkat Daerah (FPD) disusun dengan pendampingan akademisi Unhas.
“Keterlibatan perguruan tinggi menjadi kunci dalam memastikan kebijakan berjalan berbasis data dan kebutuhan masyarakat,” tutup Munafri.
Sementara itu, Rektor Unhas Prof. Dr. Jamaluddin Jompa menyambut baik kerja sama tersebut dan menegaskan kesiapan Unhas menjadi mitra strategis Pemkot Makassar.
“Kita Unhas ini secara geografis dekat dengan Pemkot, tapi jangan hanya dekat secara lokasi. Kita harus dekat dalam aksi, kerja nyata, dan solusi bersama,” tegasnya.
Ia menyoroti kesenjangan di wilayah kepulauan, termasuk akses kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur ekonomi.
“Masyarakat di pulau-pulau sering kali hanya jadi objek simpati. Padahal mereka butuh solusi konkret yang menyentuh langsung kehidupan mereka,” ujarnya.
Prof. Jamaluddin mengungkapkan bahwa Unhas tengah bekerja sama dengan mitra Jepang untuk menghadirkan teknologi cold storage berbasis tenaga surya guna menjaga kualitas hasil tangkapan nelayan. Ia juga menekankan bahwa perhatian terhadap masyarakat sekitar kampus penting untuk ditingkatkan.
“Kampus ini harus menjadi laboratorium hidup. Jika ada masalah di sekitar kita, maka di situlah inovasi dan kontribusi Unhas harus hadir pertama kali,” katanya.
Terkait proyek infrastruktur yang belum rampung di sekitar kampus, ia berharap agar pengawasan lebih ketat dilakukan agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
Rektor Unhas menyebut kehadiran Wali Kota Munafri sebagai wujud keterbukaan pemerintah terhadap sinergi kampus dan birokrasi.
“Ini harus dimanfaatkan bersama demi kepentingan masyarakat luas, baik di kota maupun di pulau,” ujarnya.
Menurutnya, hampir semua bidang riset di Unhas relevan untuk diterapkan di Makassar, mulai dari penanganan banjir, sampah, tata ruang, hingga pemberdayaan masyarakat pesisir.
“Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Makassar punya kompleksitas, sekaligus peluang yang luar biasa untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi,” jelasnya.
Unhas, lanjutnya, ingin menjadi penggerak pembangunan Indonesia Timur melalui pengembangan SDM, desa muda, dan transformasi teknologi.
“Unhas adalah kebanggaan Indonesia Timur. Maka sudah seharusnya kami berkontribusi aktif terhadap pembangunan daerah, terutama yang bermula dari Makassar,” ujarnya.
Prof. Jamaluddin menegaskan bahwa kerja sama dengan Pemkot ke depan akan semakin diakselerasi.
“Kita ingin kolaborasi ini tidak sekadar seremonial, tapi benar-benar bisa diakselerasi dalam kegiatan harian. Baik Unhas maupun Pemkot, harus berkembang secara paralel, dan sinergi ini jadi kunci mencapai target-target pembangunan ke depan,” pungkasnya. (*/IN)



