JENEPONTO, inspirasinusantara.id — PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (UP) Punagaya terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Melalui inovasi FABA Comfee dan pembangunan sistem irigasi Smart Water System, PLN membantu petani di Desa Punagaya, Kabupaten Jeneponto, mengatasi persoalan klasik pertanian: keterbatasan pupuk dan minimnya ketersediaan air bersih.

Desa Punagaya dikenal sebagai wilayah pesisir yang gersang. Sebanyak 75 persen warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian saat musim penghujan, namun ketika kemarau tiba, mereka terpaksa beralih menjadi nelayan.

Sulitnya akses air bersih serta mahalnya harga pupuk kerap membuat hasil pertanian tidak maksimal. Sebagian besar sawah dan ladang hanya bergantung pada air hujan sebagai sumber pengairan.

Menjawab tantangan tersebut, PLN membangun Rumah Produksi Pertanian FABA Comfee dan Penampungan Air Bersih berbasis IoT (Smart Water System) di kawasan tersebut. Dua inovasi ini menjadi wujud nyata kolaborasi lintas sektor antara PLN, akademisi, peneliti, dan petani lokal.

Rumah Produksi Pertanian FABA Comfee difungsikan sebagai pusat pelatihan dan produksi pupuk organik dari hasil olahan limbah pembakaran PLTU, yakni Fly Ash dan Bottom Ash (FABA). Limbah tersebut dikombinasikan dengan kompos daun serta kotoran ternak untuk menghasilkan pupuk ramah lingkungan.

Program ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan petani, tetapi juga menekan ketergantungan terhadap pupuk pabrikan yang harganya kian mahal.

Sementara itu, pembangunan Penampungan Air Bersih dengan sistem Smart Water System berbasis Internet of Things (IoT) memungkinkan distribusi air yang lebih efisien dan berkelanjutan. Teknologi ini mampu mengalirkan air ke 230 kepala keluarga sekaligus mengairi lahan pertanian warga.

Langkah inovatif PLN tersebut menjadi angin segar bagi masyarakat Punagaya. Selain memperkuat ketahanan pangan lokal, program ini juga diharapkan mendorong pertanian berkelanjutan di wilayah pesisir Jeneponto yang selama ini identik dengan kekeringan.





