back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
25.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

BAZNAS Enrekang Salurkan Rp15 Juta untuk Bedah Rumah Keluarga Almarhum Aldi

ENREKANG, inspirasinusantara.id — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Enrekang menyalurkan bantuan program bedah rumah senilai Rp15 juta kepada keluarga almarhum Aldi Oktavian, pelajar Madrasah...
BerandaWisataTempat Wisata Ladang Sulsel: Menyapa Alam, Menghargai Petani 

Tempat Wisata Ladang Sulsel: Menyapa Alam, Menghargai Petani 

inspirasinusantara.id — Liburan tak lagi sekadar soal destinasi populer atau bangunan megah, kini ladang-ladang pangan pun berubah menjadi tempat wisata yang memanjakan mata dan menyentuh hati. Dari hamparan sawah Malino hingga kebun kopi di kaki Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan menawarkan pengalaman wisata yang menghubungkan kembali manusia dengan sumber makanannya.

Di tengah tren liburan yang kian personal dan dekat dengan alam, tempat wisata berbasis pertanian menjadi pilihan baru yang menenangkan. Sulawesi Selatan menyimpan potensi besar dalam menyuguhkan pengalaman wisata langsung dari sumber pangan lokal.

Tak hanya menawarkan pemandangan indah, tempat wisata di lahan pertanian menghadirkan interaksi hangat antara pengunjung dan petani. Dari sawah hingga kebun kopi, semuanya menyimpan cerita yang menyegarkan hati.

Wisatawan kini mulai mencari tempat wisata yang bukan sekadar indah dipotret, tapi juga kaya akan nilai edukatif dan keberlanjutan. Ladang-ladang lokal menjadi panggung alami untuk mengenal proses tumbuhnya bahan pangan dari hulu ke hilir.

Berwisata di tengah ladang memberi rasa syukur yang dalam terhadap alam dan petani. Empat tempat wisata di Sulsel berikut ini bisa jadi destinasi baru untuk melepas penat sekaligus belajar dari tanah yang memberi kehidupan :

1. Rumah Tengah Sawah, Malino – Kabupaten Gowa

Penginapan dan kafe yang berada tepat di tengah hamparan sawah, menyuguhkan nuansa sejuk khas dataran tinggi Malino. Wisatawan bisa menikmati kopi pagi sambil melihat petani membajak sawah atau memanen padi.

Baca juga : 5 Tempat Wisata Anak di Sulsel yang Menghibur dan Mendidik

Uniknya: Tersedia jalur jalan kaki kecil di tengah sawah—cocok untuk yoga pagi atau swafoto sunrise.

2. Agrowisata Stroberi Malino 

Agrowisata Stroberi Malino menyajikan pengalaman berlibur di kebun stroberi dengan suasana sejuk khas dataran tinggi. Pengunjung bisa merasakan langsung sensasi memetik dan mencicipi manisnya stroberi segar dari pohonnya.

Tempat wisata ini juga menjadi spot favorit untuk berfoto, dengan latar hamparan tanaman stroberi yang subur dan memikat. Setiap sudutnya menyuguhkan keindahan alami yang cocok untuk mengabadikan momen liburan bersama keluarga atau sahabat.

Uniknya: Pengunjung bisa belajar langsung cara menanam, merawat, dan memanen stroberi dari petani lokal.

3. Kampung Bawang Merah, Desa Buntu Mondong – Enrekang

Hamparan ladang bawang merah yang memerah saat panen jadi pemandangan luar biasa indah. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil bawang merah terbaik di Sulsel.

Uniknya: Pengunjung bisa mengikuti aktivitas warga, mulai dari menanam, menjemur, hingga menyortir bawang.

4. Kopi Karangan – Desa Wisata Karangan, Latimojong, Enrekang

Menjelajahi kebun kopi di kaki Gunung Latimojong, sekaligus belajar proses pengolahan kopi mulai dari cherry hingga cangkir.

Uniknya: Pengunjung bisa camping atau menginap di homestay, minum kopi hasil kebunnya sendiri sambil melihat proses sangrai tradisional.

Di balik hamparan tanaman yang tumbuh subur di ladang-ladang Sulawesi Selatan, tersimpan cerita kerja keras, ketekunan, dan cinta pada tanah sendiri. Mengunjungi tempat wisata seperti ini bukan hanya soal menikmati keindahan alam, tapi juga menghargai peran petani sebagai penjaga kehidupan.

Agrowisata ladang menghadirkan pengalaman liburan yang lebih bermakna—lebih dekat, lebih hangat, dan lebih manusiawi. Di sana, kita belajar untuk tidak sekadar mengambil, tapi juga memahami dan merawat. Karena sejatinya, alam memberi bukan untuk dilupakan, tapi untuk disyukuri.(*/IN)