INSPIRASI NUSANTARA–Ada beberapa perayaan penting pada hari Rabu, 11 Februari salah satunya adalah Hari Epilepsi Internasional.
Setiap tanggal 12 Februari, berbagai peringatan penting dirayakan di berbagai belahan dunia. Dari kesadaran akan epilepsi hingga perjuangan menolak penggunaan anak dalam konflik bersenjata, hari ini menjadi momen refleksi bagi banyak pihak.
12 Februari memperingati hari apa saja? Berikut ini beberapa hari peringatan pada (12/2/2025).
1. Hari Epilepsi Internasional: Mengubah Stigma Menjadi Kesadaran
Hari Epilepsi Internasional lahir dari inisiatif Biro Internasional untuk Epilepsi dan Liga Internasional Melawan Epilepsi. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 2000 SM di Mesopotamia, epilepsi dianggap sebagai tanda kerasukan roh jahat.
Kepercayaan keliru ini terus bertahan hingga era Romawi Kuno, di mana penderita epilepsi dikucilkan, bahkan dihindari dalam penggunaan alat makan bersama. Di beberapa wilayah Afrika, hingga pertengahan abad ke-20, epilepsi masih dikaitkan dengan sihir, kerasukan, atau bahkan diyakini sebagai penyakit menular.
Melalui peringatan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami bahwa epilepsi adalah kondisi medis yang dapat dikelola dan tidak seharusnya menjadi alasan diskriminasi.
2. Hari Berpelukan: Simbol Kehangatan yang Berakar dari Sejarah
Di Amerika Serikat, 12 Februari juga diperingati sebagai Hari Berpelukan. Tradisi ini berakar dari kata dalam bahasa Norse Kuno, hugga, yang berarti “menghibur.”
Sejarah mencatat bahwa pelukan dan jabat tangan awalnya digunakan dalam peperangan untuk menunjukkan niat damai. Para prajurit menggunakan gestur ini sebagai tanda bahwa mereka tidak menyembunyikan senjata dan tidak berniat mencederai lawan.
Seiring berjalannya waktu, pelukan berkembang menjadi simbol kasih sayang, dukungan, dan kedekatan antarindividu.
3. Hari Internasional Menentang Penggunaan Tentara Anak: Suara bagi Mereka yang Tertindas
Dikenal juga sebagai Hari Tangan Merah, 12 Februari menjadi momen global untuk mengecam praktik eksploitasi anak dalam konflik bersenjata. PBB menetapkan hari ini sebagai pengingat bahwa masih banyak anak yang dipaksa bertempur di medan perang, kehilangan masa kecil, dan terjebak dalam kekerasan.
Pada tahun 2002, Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata disahkan di Jenewa. Berbagai organisasi hak asasi manusia memanfaatkan momen ini untuk mengampanyekan penghentian praktik keji tersebut, menggunakan simbol tangan merah sebagai bentuk solidaritas global.
4. Hari Persatuan Myanmar: Mengenang Sejarah Perjuangan Melawan Kolonialisme
Di Myanmar, 12 Februari diperingati sebagai Union Day, hari bersejarah yang menandai persatuan negara setelah berabad-abad mengalami perang saudara dan penjajahan Inggris.
Di bawah kepemimpinan nasionalis Bogyoke Aung San, Burma berhasil membebaskan diri dari imperialisme Inggris dan mendeklarasikan kemerdekaannya. Sejak itu, Union Day menjadi hari libur nasional yang dirayakan dengan pengibaran bendera di 45 kotapraja dan upacara resmi di Lapangan Rakyat, Jalan Pyay.
Berbagai peringatan pada tanggal 12 Februari mengingatkan dunia tentang pentingnya empati, kesadaran, dan persatuan. Dari perjuangan melawan stigma epilepsi, pentingnya sentuhan kasih sayang, hingga perlindungan hak anak dan sejarah kebangkitan Myanmar, hari ini menjadi momentum bagi dunia untuk terus bergerak ke arah yang lebih baik. (fit/in)