back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
31.7 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Tak Perlu ke Eropa, 5 Tempat Wisata Dongeng Ini Ada di Sulsel 

inspirasinusantara.id – Kabut menggantung di atas bukit, bangunan bergaya kastel berdiri megah, dan taman tersembunyi yang terlihat seperti diambil dari halaman dongeng. Sulawesi Selatan...
BerandaRagamRayakan Hari Koreografi 9 Januari:  Seni Gerak yang Dukung Kesehatan Mental

Rayakan Hari Koreografi 9 Januari:  Seni Gerak yang Dukung Kesehatan Mental

INSPIRASI NUSANTARA– Hari Koreografi yang diperingati setiap 9 Januari bukan sekadar selebrasi seni gerak, tetapi juga pengingat akan kekuatan tari dalam mengatasi depresi dan mendukung kesehatan mental.

Setiap 9 Januari, dunia memperingati Hari Koreografi, sebuah momen istimewa untuk mengapresiasi seni gerak yang tidak hanya memukau secara visual tetapi juga berdampak positif pada kesehatan mental.

Koreografi, melalui pendekatan terapi tari, telah terbukti menjadi cara efektif bagi individu untuk mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan serta mengurangi stres dan kecemasan.

Menurut Relief Mental Health, terapi tari atau Dance Movement Therapy (DMT) memanfaatkan gerakan tubuh terstruktur untuk mendorong ekspresi diri, memperbaiki kesehatan emosional, dan mendukung keseimbangan mental. Metode ini sering kali digunakan sebagai pelengkap terapi tradisional dalam penanganan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.

Sesi terapi tari memiliki pola yang terstruktur, dimulai dari pemanasan hingga refleksi emosi:

1. Pemanasan dan Pengecekan

Sesi dimulai dengan gerakan ringan untuk meregangkan otot dan mengendurkan sendi. Terapis dan pasien biasanya menentukan tema atau tantangan emosional yang akan dieksplorasi.

2. Tarian Umum

Pasien diajak mencoba gerakan-gerakan sederhana sesuai tema yang disepakati, sebagai langkah transisi menuju eksplorasi yang lebih mendalam.

3. Gerakan Terapi Fokus

Terapis memperkenalkan gerakan khusus untuk membantu pasien menggali dan mengekspresikan emosi tertentu. Pasien juga didorong untuk melakukan gerakan spontan yang mencerminkan kondisi batin mereka.

4. Peran Terapis

Terapis memainkan peran aktif dengan memberikan arahan spesifik, seperti gerakan vertikal untuk pasien depresi atau gerakan menenangkan bagi penderita kecemasan. Mereka juga dapat mencocokkan gerakan pasien untuk mencerminkan emosi yang tersimpan.

5. Pernapasan dan Fokus

Sepanjang sesi, pasien diarahkan untuk fokus pada pernapasan dan sensasi fisik mereka. Hal ini membantu mereka tetap tenang dan terhubung dengan pengalaman gerakan secara penuh.

6. Penutupan dan Refleksi

Sesi diakhiri dengan gerakan menenangkan untuk membantu pasien kembali ke kondisi emosional yang stabil. Setelah itu, terapis dan pasien mendiskusikan emosi yang muncul selama terapi, membantu pasien memprosesnya secara sehat.

Hari Koreografi adalah pengingat penting bahwa seni gerak tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat penyembuhan yang bermanfaat bagi kesehatan mental.

Dengan terapi tari, individu dapat menemukan cara baru untuk memahami diri mereka sendiri, meredakan tekanan emosional, dan mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hidup.