Cegah Anak Jadi People Pleaser, Terapkan Pola Asuh Ini!   

Cegah Anak Jadi People Pleaser, Terapkan Pola Asuh Ini!   
ILUSTRASI. Cegah Anak Jadi People Pleaser, Terapkan Pola Asuh Ini! (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Ketika kata “tidak” menjadi sulit untuk diucapkan, peran orang tua sangat penting dalam mencegah anak tumbuh menjadi seorang people pleaser.

Pernahkah Anda menemui seseorang yang sulit mengatakan “tidak,” bahkan jika hal itu merugikan dirinya sendiri? Kondisi ini sering disebut sebagai sifat people pleaser, yaitu individu yang cenderung selalu berusaha menyenangkan orang lain demi mendapatkan penerimaan sosial.

BACA JUGA: Mengasuh dengan Lembut, Tantangan Baru untuk Orang Tua Modern

BACA JUGA: Anak Tantrum? Orang Tua Harus Hadapi dengan Mindful Parenting

Meskipun terlihat positif, kebiasaan ini bisa berdampak buruk jika seorang anak terbiasa mendahulukan kebutuhan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam menerapkan pola asuh yang membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, asertif, dan mampu menetapkan batasan dengan tegas.

Menurut Psych Central, people pleaser adalah individu yang sering mengorbankan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi keinginan orang lain. Mereka kerap memberikan segala kemampuan yang dimiliki demi menyenangkan orang di sekitarnya.

Beberapa pola asuh yang tidak sehat dapat menjadi pemicu anak tumbuh menjadi people pleaser. Agar anak tidak tumbuh menjadi people pleaser, orang tua dapat menerapkan pola asuh berikut:

1. Mengajarkan Anak untuk Menghargai Diri Sendiri

Anak perlu diajarkan bahwa mereka berharga, tidak hanya karena prestasi atau kepatuhannya, tetapi karena siapa mereka. Orang tua dapat memuji usaha anak, bukan hanya hasilnya. Orang tua juga dapat mengajarkan bahwa setiap orang memiliki nilai unik, termasuk diri mereka sendiri.

2. Membiasakan Anak Menyampaikan Pendapat

Komunikasi yang sehat dalam keluarga membantu anak belajar menyampaikan pikiran dan emosinya dengan jujur. Orang tua bisa mengadakan diskusi terbuka di rumah.

Selain itu, orang tua juga harus menghargai setiap pendapat anak, bahkan jika berbeda. Harus pula bisa memberikan contoh dengan menyampaikan pendapat secara asertif.

3. Menghormati Batasan Anak

Penting bagi anak untuk memahami konsep batasan diri. Contohnya, jika anak merasa tidak nyaman dipeluk oleh kerabat, hargai pilihannya. Jangan memaksa anak melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain.

4. Memberikan Contoh yang Baik

Anak belajar dari orang tua. Pastikan Anda menjaga keseimbangan antara membantu orang lain dan memenuhi kebutuhan pribadi. Menolak permintaan dengan sopan jika tidak sesuai dengan kapasitas Anda juga menjadi sesuatu yang harus dicontoh oleh anak.

5. Mengembangkan Rasa Percaya Diri Anak

Libatkan anak dalam berbagai aktivitas yang membantu mereka mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Misalnya, biarkan mereka memutuskan hal-hal sederhana seperti memilih pakaian atau hobi.

Orang tua juga harus mendukung anak mengeksplorasi kegiatan yang meningkatkan rasa percaya diri, seperti olahraga, seni, atau organisasi.

Membangun karakter anak yang percaya diri dan mampu menghormati dirinya sendiri memerlukan usaha konsisten dari orang tua. Dengan pola asuh yang sehat, anak dapat belajar untuk menghargai dirinya, mengenali batasannya, dan tidak selalu merasa harus menyenangkan orang lain.

Sebagai orang tua, mari menjadi pendukung utama dalam membentuk generasi yang asertif, berdaya, dan mandiri. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *