back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
30.2 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Tak Perlu ke Eropa, 5 Tempat Wisata Dongeng Ini Ada di Sulsel 

inspirasinusantara.id – Kabut menggantung di atas bukit, bangunan bergaya kastel berdiri megah, dan taman tersembunyi yang terlihat seperti diambil dari halaman dongeng. Sulawesi Selatan...
BerandaKesehatanAtasi Krisis Gizi Masyarakat, Begini Caranya!

Atasi Krisis Gizi Masyarakat, Begini Caranya!

IN, MAKASSAR— Masalah gizi masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Di satu sisi, kasus malnutrisi seperti stunting dan gizi buruk terus menghantui anak-anak di daerah pedesaan.

Di sisi lain, pola konsumsi makanan instan dan cepat saji yang semakin meningkat memicu lonjakan kasus obesitas serta penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi.

Nani Apriani Natsir Djide, S.Gz., M.K.M., seorang dosen di Stikes Nani Hasanuddin, mengungkapkan bahwa pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah menjalankan berbagai program untuk mencegah stunting.

“Pemerintah sudah memfokuskan program-program kesehatan untuk pencegahan stunting. Salah satunya adalah pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan wanita usia subur guna mencegah anemia dan stunting,”ujarnya, Selasa (18/02/2025).

Selain itu, program pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil juga digalakkan guna mencukupi kebutuhan gizi dan zat besi mereka. Bagi anak-anak, pemerintah menyediakan makanan tambahan berupa protein hewani, seperti daging, ikan, ayam, dan telur. Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah “ Satu Hari Satu Telur” untuk mencegah stunting, serta program terbaru”Makan Bergizi Gratis” yang bertujuan meningkatkan status gizi anak-anak.

“Setiap tahunnya, peringatan Hari Gizi Nasional selalu menyoroti pentingnya konsumsi protein hewani dalam upaya mencegah stunting. Kampanye melalui media sosial, iklan layanan masyarakat, serta pelatihan pemanfaatan pangan lokal juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,”tambahnya.

Di sisi lain, meningkatnya konsumsi makanan cepat saji menjadi tantangan tersendiri dalam perbaikan gizi masyarakat. Menurut Nani, diperlukan pendekatan menyeluruh untuk mengurangi konsumsi makanan siap saji di masyarakat.

“Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang gizi seimbang melalui penyuluhan dan promosi makanan sehat. Selain itu, regulasi terkait standar mutu dan nilai gizi makanan juga harus ditegakkan, serta diiringi dengan upaya menggalakkan pola hidup sehat di masyarakat,” jelasnya.

Dengan berbagai program yang dijalankan, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang semakin meningkat, sehingga angka stunting dan penyakit akibat pola makan tidak sehat dapat ditekan. Namun, partisipasi aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, tetap menjadi kunci utama dalam mengatasi krisis gizi di Indonesia. (*/IN)

 

Penulis: Priskawati Pakila’