back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
27.5 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Bupati Enrekang Buka Festival Literasi 2025, Hidupkan Budaya Membaca Masyarakat

ENREKANG, inspirasinusantara.id – Bupati Enrekang, H. Muh. Yusuf Ritangnga, secara resmi membuka Festival Literasi 2025 yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang. Kegiatan...
BerandaBudayaTudang Sipulung: Kearifan Lokal Sulsel sebagai Kunci Solusi Bersama

Tudang Sipulung: Kearifan Lokal Sulsel sebagai Kunci Solusi Bersama

INSPIRASI NUSANTARA – Kearifan lokal Sulsel menghadirkan cara unik dalam mencari solusi bersama di tengah masyarakat modern yang sering kali diwarnai perbedaan pandangan. Salah satunya adalah Tudang Sipulung, sebuah forum musyawarah yang telah lama menjadi wadah utama bagi masyarakat Bugis-Makassar dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

Kearifan lokal Sulsel telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya, salah satunya melalui tradisi Tudang Sipulung. Lebih dari sekadar ajang berkumpul, tradisi ini merupakan forum musyawarah tertinggi dalam komunitas yang berlandaskan nilai kebersamaan dan keadilan.

Kearifan lokal Sulsel dalam Tudang Sipulung terus diwariskan secara turun-temurun sebagai sarana utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial.

Dilansir dari Jurnal Universitas Padjadjaran, sejak dahulu, kearifan lokal Sulsel melalui Tudang Sipulung telah menjadi wadah utama dalam pengambilan keputusan penting bagi masyarakat. Musyawarah ini kerap dilakukan untuk menyelesaikan konflik antarwarga, menentukan waktu turun sawah, atau membahas isu sosial lainnya.

“Jika ada percekcokan atau selisih paham, maka para tetua kampung mengadakan Tudang Sipulung untuk mencari solusi bersama. Dalam prosesnya, kearifan lokal Sulsel tetap dijunjung tinggi, seperti nilai sipakatau (saling menghormati), sipakainge’ (saling menasihati), dan sipakalebbi (saling memuliakan),” dikutip dari Jurnal Universitas Padjadjaran.

Kearifan Lokal Sulsel dalam Penyelesaian Konflik

Dalam penelitian Nawari Ismail pada lima daerah di Indonesia (Tasikmalaya, Surakarta, Kulon Progo, Pasuruan, dan Mataram), ditemukan bahwa budaya lokal dapat menjadi media efektif dalam mengendalikan konflik sosial (Ismail, 2011: 4). Temuan ini sejalan dengan kearifan lokal Sulsel dalam Tudang Sipulung, yang telah terbukti sebagai solusi damai dalam menghadapi berbagai perbedaan di masyarakat.

Melalui forum ini, masyarakat Sulawesi Selatan lebih mengedepankan komunikasi dibandingkan tindakan konfrontatif. Kearifan lokal Sulsel yang tercermin dalam Tudang Sipulung memastikan bahwa setiap keputusan diambil secara kolektif, dengan prinsip keadilan dan kesepakatan bersama.

Menjaga Kearifan Lokal Sulsel di Era Modern

Di tengah perubahan zaman, kearifan lokal Sulsel yang terkandung dalam Tudang Sipulung masih tetap relevan dalam kehidupan modern. Prinsip musyawarah ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti penyelesaian konflik di lingkungan kerja, pengambilan keputusan dalam komunitas, hingga strategi pembangunan daerah.

Dengan mengadaptasi semangat kearifan lokal Sulsel dalam Tudang Sipulung, generasi muda dapat belajar bahwa menyelesaikan masalah melalui dialog dan mencari titik temu lebih efektif dibandingkan menggunakan cara-cara yang merugikan.

Tudang Sipulung bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga filosofi hidup yang mengedepankan komunikasi, musyawarah, dan kebersamaan dalam mencari solusi terbaik bagi semua pihak. Sebagai bagian dari kearifan lokal Sulsel, tradisi ini tetap menjadi model penyelesaian konflik yang damai dan demokratis.

Menjaga serta menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal Sulsel melalui Tudang Sipulung bukan hanya pelestarian budaya, tetapi juga langkah nyata dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan berkeadilan. (*/IN)

Sumber: Jurnal Universitas Padjadjaran. Ruminding, V., Tampake, T., & Harisantoso, I. T. Tradisi Tudang Sipulung sebagai Basis Perdamaian dalam Perspektif Gereja Toraja Jemaat Seriti. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.