INSPIRASI NUSANTARA – Impian menjadi PNS tak lagi semenarik dulu bagi sebagian generasi muda. Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat, sebanyak 1.967 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2024 memutuskan mundur meski telah dinyatakan lolos seleksi.
Di tengah anggapan bahwa menjadi PNS adalah pekerjaan impian dengan jaminan pensiun dan status sosial, keputusan massal ini menggambarkan perubahan besar dalam cara generasi muda memandang masa depan karier mereka.
Dilansir dari CNN, Kepala BKN, Zudan Arif Fakrulloh, mengungkapkan fakta ini saat rapat dengan Komisi II DPR RI. Ia menyebut banyak CPNS mundur karena sistem optimalisasi penempatan yang membuat mereka diterima di formasi daerah terpencil yang sebelumnya tak mereka pilih.
Tak lagi terpaku pada stabilitas semata, anak muda kini lebih mengejar ruang tumbuh, fleksibilitas, dan kualitas hidup yang lebih baik. Dengan ekosistem digital yang terus berkembang dan banyaknya peluang di sektor swasta, menjadi PNS bukan lagi satu-satunya jalan menuju masa depan yang menjanjikan.
Baca juga : Peluang Besar! Pendaftaran CPNS 2025 Diprediksi Dibuka, Simak Cara Buat Akun SSCASN
Perubahan Orientasi Karier Generasi Muda
Menurut ekonom dari Institute for Development and Islamic Studies (IDEAS), Shofie az Zahra, keputusan mundurnya CPNS mencerminkan perubahan orientasi karier anak muda. Jika dulu profesi PNS dipandang menjanjikan karena stabilitas dan pensiun, kini banyak generasi muda lebih memprioritaskan kesempatan berkembang, fleksibilitas kerja, dan kualitas hidup.
“Penempatan di daerah tanpa fasilitas memadai serta gaji awal yang lebih rendah dibanding sektor swasta menjadi alasan utama,” ujarnya.
Ia menambahkan, fenomena ini juga merupakan sinyal positif bahwa ekspektasi terhadap dunia kerja kini makin tinggi, mendorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas manajemen ASN.
PNS untuk Generasi Muda, Ekspektasi dengan Realitas
Pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai fenomena ini sebagai tamparan bagi mitos lama soal kenyamanan menjadi PNS. Data pengunduran diri ribuan CPNS menunjukkan ketimpangan antara ekspektasi anak muda dengan realitas birokrasi yang kaku.
“Dengan gaji awal sekitar Rp2,5 juta – Rp4 juta, banyak CPNS kesulitan menutupi biaya hidup di wilayah terpencil,” ujar Achmad yang di kutip dari CNN.
Biaya relokasi, keterbatasan fasilitas, hingga minimnya konektivitas digital menjadi beban yang tak sebanding dengan pendapatan.
Ia menegaskan, ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan ketimpangan pembangunan yang masih nyata. Jika tak segera ditangani, pemerintah bisa kehilangan potensi SDM unggul yang enggan ditempatkan di daerah.
Achmad merekomendasikan reformasi menyeluruh mulai dari proses rekrutmen yang mempertimbangkan kesiapan sosial dan psikologis kandidat, perbaikan struktur gaji dan tunjangan di wilayah 3T, hingga pengelolaan penempatan berbasis kompetensi dan potensi daerah.
Tanpa reformasi, ASN bisa kehilangan daya tariknya di mata generasi muda yang kini tumbuh dalam ekosistem kerja digital dan serba dinamis. Jika ingin tetap relevan, menjadi ASN tak cukup hanya menawarkan status, tapi juga harus menjawab kebutuhan hidup yang layak dan karier yang bermakna. (*/IN)