back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
29.2 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Ketika Kebencian Menjadi Sebuah Seni

Judul Buku : Malice Pengarang : Keigo Higashino Alih Bahasa : Faira Ammadea Editor : Rara Desain Sampul : Martin Dima Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI Tahun Terbit...
BerandaPemerintahanHasan Nasbi Mundur dari Kepala Komunikasi Istana

Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Komunikasi Istana

INSPIRASI NUSANTARA – Kepala Komunikasi Istana Hasan Nasbi mengundurkan diri. Sinyal itu sebenarnya sudah tampak sejak awal April.

Namun Hasan Nasbi memilih diam. Lalu pada Senin, 21 April 2025, ia mengakhiri seluruh aktivitasnya di Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO).

Hari itu, ia meminta tim Total Politik mendokumentasikan detik-detik terakhirnya sebagai Kepala PCO. Tanggal tersebut kemudian menjadi penanda resminya Hasan mengundurkan diri dari jabatannya—sebuah keputusan yang ia sebut sebagai langkah “menepi.”

“Kalau ada sesuatu yang tak bisa saya atasi, maka saya harus tahu diri dan mengambil keputusan untuk mundur,” kata Hasan lewat unggahan yang dikutip dari akun Instagram Total Politik, Selasa, 29 April 2025.

Hasan menyebut surat pengunduran dirinya telah dikirimkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. Dalam pernyataannya saat dihubungi wartawan, Hasan tak menambahkan banyak penjelasan.

Ia hanya mempersilakan kutipan pernyataan di akun media sosial itu digunakan sebagai rujukan.

Isu Perpecahan Hasan Nasbi

Langkah mundur Hasan mengejutkan banyak pihak, termasuk lingkar dalam pemerintahan. Sebab, tak lama sebelum kabar ini mencuat, beredar isu perpecahan kecil di dalam struktur komunikasi pemerintahan Prabowo.

Beberapa kalangan menyebut pengunduran diri Hasan tak bisa dilepaskan dari sejumlah kontroversi yang menyeret namanya selama menjabat sebagai Kepala PCO.

Salah satunya adalah pernyataannya yang dinilai nyeleneh soal kasus teror kepala babi yang dilempar ke rumah tokoh masyarakat di Jakarta.

Ketika publik menuntut pernyataan resmi dan empati dari pemerintah, respons Hasan kala itu justru dianggap tidak sensitif dan kurang profesional.

Baca juga: Kisruh Tambang Pasir di Karossa: Warga Terbelah, Satu Orang Terluka Parah

Presiden Prabowo bahkan sempat menyinggung hal ini secara tidak langsung dalam sebuah konferensi pers.

“Soal komunikasi publik kita, saya akui ada yang teledor. Kami sedang mengevaluasi,” ujar Prabowo kala itu, tanpa menyebut nama.

Selain itu, suasana internal PCO disebut mulai berubah sejak munculnya nama Prasetyo Hadi yang baru saja ditunjuk sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Penunjukan ini diyakini mempersempit ruang manuver Hasan, yang dikenal sebagai figur kuat di lingkar komunikasi Prabowo sejak masa kampanye. Beberapa pengamat menyebut dinamika ini sebagai “gesekan kepentingan” di tubuh komunikasi Istana.

Sebelum resmi mundur, isu mengenai Hasan sempat dibantah oleh pihak Istana. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, saat dikonfirmasi pada Rabu, 16 April, menepis kabar pengunduran diri itu. “Wah isu dari mana? Ini masih ngantor seperti biasa, baru saja selesai rapat bareng,” ujar Teddy kala itu.

Namun, ia enggan merinci isi rapat maupun topik yang dibahas bersama Hasan.

Kepergian Hasan menambah daftar perubahan di lingkaran dekat Presiden Prabowo yang terjadi dalam waktu relatif singkat setelah pelantikan kabinet.

Padahal, PCO di bawah kepemimpinan Hasan sebelumnya dikenal sebagai mesin propaganda efektif, terutama dalam memenangkan simpati publik selama pemilu 2024.

Baca juga: PSM Makassar Siap Tempur Lawan CAHN FC Meski Jadwal Padat

Kini, muncul tanda tanya besar: siapa yang akan menggantikan posisi Hasan? Hingga artikel ini diturunkan, belum ada nama resmi yang disebut-sebut bakal menduduki jabatan strategis tersebut.

Sementara itu, Hasan Nasbi belum mengungkap langkah politik selanjutnya, apakah ia akan kembali ke dunia konsultan politik atau memilih untuk rehat total dari gelanggang kekuasaan.

Yang jelas, mundurnya Hasan membuka babak baru dalam peta komunikasi politik nasional—terutama dalam pemerintahan yang kini berada di bawah sorotan publik soal efektivitas dan transparansi.