INSPIRASI NUSANTARA– Tidak sekadar menjadi gaya hidup, JOMO kini menjadi tren wisata yang diprediksi akan mendominasi di masa depan. Sulawesi Selatan yang kaya akan keindahan alam dan budaya, banyak tempat yang bisa menjadi spot untuk berwisata.
Sulawesi Selatan, dengan kekayaan budaya dan sumber daya alamnya, menjadi tempat yang ideal untuk menerapkan filosofi JOMO. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, kini mencari pengalaman wisata yang lebih mendalam, autentik, dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota.
kesadaran mendalam terhadap budaya dan tradisi lokal, menjadi elemen kunci dalam mendukung tren wisata ini. Di berbagai wilayah Sulawesi Selatan, wisata berbasis JOMO telah mulai berkembang, mengundang para pelancong untuk menjauh sejenak dari dunia digital dan menyatu dengan alam serta kebudayaan lokal.
Sulawesi Selatan , misalnya, menawarkan lebih dari sekadar pantai dan kehidupan malam yang sibuk. Toraja dan kawasan sekitarnya menyediakan tempat-tempat belajar membuat manik-manik, penginapan , dan pemandangan bukit hingga sawah hijau yang menenangkan. Banyak wisatawan yang datang ke Toraja kini mencari ketenangan dan pengalaman spiritual, bukannya hiburan semata.
Toraja, salah satu destinasi wisata terkenal di Sulawesi Selatan, kini menawarkan tempat wisata berbasis JOMO (Joy of Missing Out), yaitu Tebing Romantis . Tebing ini menyuguhkan pemandangan alam yang memukau, dengan hamparan rumput hijau yang luas dan bukit-bukit yang bersusun.
Keindahan alam yang masih alami ini menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan, menjadi pilihan sempurna bagi para wisatawan yang ingin menjauh sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Dengan suasana yang penuh kedamaian, Tebing Romantis menjadi tempat yang ideal untuk menikmati keindahan alam serta meresapi ketenangan yang langka di tengah kesibukan dunia modern.
Menurut situs pemesanan Vrbo, wisatawan akan lebih banyak mengurangi perasaan FOMO mereka, dan sebaliknya lebih senang merasakan JOMO.”Perjalanan JOMO berarti melakukan lebih sedikit kegiatan saat liburan untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dan menginap di kabin yang nyaman atau rumah tepi pantai yang damai dan meningkatkan relaksasi dan memulihkan hubungan,” ucap Vrbo.
Masyarakat lokal, sebagai penjaga budaya, juga diuntungkan dari tren ini. Dengan semakin banyak wisatawan yang menghargai nilai-nilai tradisional, ada dorongan untuk melestarikan kearifan lokal dan menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah dan pelaku pariwisata pun mulai menyadari pentingnya mempromosikan wisata berbasis budaya dan ekowisata. (fit/in)