IN, MAROS — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan program edukasi mengenai bahaya mikroplastik pada produk rumah tangga di Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sabtu (2/11/2024). Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya lingkungan yang disebabkan oleh mikroplastik, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan ekosistem.
Program pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Anwar Daud, S.KM., M.Kes dan didampingi oleh empat dosen serta 10 mahasiswa. Turut hadir Lurah Pallantikang, Faisal S.Ag, beserta 35 peserta yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Salah satu dosen pendamping, Dr. Owildan Wisudawan B, S.KM., M.Kes, menegaskan pentingnya edukasi ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya mikroplastik dan dampaknya.
Faisal S.Ag, dalam sambutannya, menekankan bahwa mikroplastik adalah isu lingkungan yang tidak bisa diabaikan. Ia mengajak masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih produk dan mengelola sampah plastik agar tidak berdampak negatif pada lingkungan.
Program ini mencakup serangkaian kegiatan seperti pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta, penyampaian materi, diskusi, serta post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka. Materi edukasi berfokus pada bahaya mikroplastik yang berasal dari produk sehari-hari serta langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan, termasuk pemilihan produk yang lebih ramah lingkungan.
Mikroplastik adalah fragmen plastik berukuran kurang dari 5 mm yang dapat mencemari sumber air, merusak ekosistem, dan membahayakan kesehatan manusia melalui rantai makanan. Menurut penelitian, paparan mikroplastik bisa berdampak pada kesehatan manusia, meski riset lebih lanjut masih diperlukan.
Edukasi mikroplastik ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 14 (Kehidupan Bawah Air). Dengan memilih produk yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan barang plastik sekali pakai, masyarakat dapat turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan serta melindungi ekosistem laut.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Faisal berharap agar program ini dapat menumbuhkan kesadaran yang lebih besar di masyarakat tentang bahaya mikroplastik dan mendorong tindakan nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami berharap program ini bisa membangun kesadaran yang lebih besar di masyarakat tentang mikroplastik dan mendorong tindakan konkret untuk menjaga lingkungan kita,” ujarnya.
Edukasi mengenai bahaya mikroplastik ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup berkelanjutan demi masa depan yang lebih sehat dan lestari. (*/IN)