INSPIRASI NUSANTARA–Fenomena digital detox ini bukan sekadar tren, tapi gerakan sunyi yang mulai mengubah lanskap kehidupan virtual masa kini.
Di era digital yang serba terhubung, Generasi Z mulai menyadari dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan terhadap kesehatan mental mereka. Fenomena ini mendorong tren “digital detox,” yaitu upaya sadar untuk mengurangi atau menghentikan sementara penggunaan teknologi digital guna memulihkan kesejahteraan mental dan emosional.
Sebuah survei oleh McCrindle Research pada tahun 2025 mengungkap bahwa lebih dari 86% Generasi Z mengurangi penggunaan media sosial mereka, dengan 67% menyadari dampak negatifnya terhadap kesehatan mental, dan 26% mencoba melakukan detoks digital secara total.
Keinginan untuk kembali ke interaksi manusia yang lebih autentik menjadi salah satu pendorong utama tren ini.
Dampak Positif dari Digital Detox
Dilansir dari Beaumont Enterprise, Pengalaman individu seperti Gillian Laird, seorang lulusan West Brook High School, menunjukkan manfaat nyata dari detoks digital.
Setelah berhenti menggunakan media sosial pada tahun 2021, Laird melaporkan peningkatan kualitas tidur, penurunan kecemasan, dan kesempatan untuk menghidupkan kembali hobi seperti membaca dan menulis. citeturn0news13
Inisiatif dan Strategi Digital Detox
Berbagai inisiatif mendukung tren ini, seperti The Offline Club yang mengadakan acara tanpa ponsel untuk mendorong interaksi tatap muka. Acara ini memberikan ruang bagi peserta untuk terhubung tanpa gangguan teknologi. citeturn0news12
Selain itu, penelitian dari University of British Columbia menawarkan strategi untuk penggunaan media sosial yang lebih sehat, seperti merefleksikan manfaat dan kerugian penggunaan media sosial, menyadari bahwa konten yang dibagikan sering kali dikurasi, dan mengutamakan interaksi yang bermakna daripada sekadar menggulir pasif. citeturn0news14
Dampak terhadap Industri Digital
Tren ini menantang platform media sosial dan industri digital untuk beradaptasi dengan kebutuhan pengguna yang menginginkan keseimbangan antara kehidupan digital dan nyata. Perusahaan teknologi mungkin perlu mengembangkan fitur yang mendorong penggunaan yang lebih sehat dan memperhatikan kesejahteraan pengguna.
Secara keseluruhan, tren digital detox di kalangan Generasi Z mencerminkan kesadaran yang meningkat akan pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah dominasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari. (*/IN)