inspirasinusantara.id – Di tengah gempuran tren cepat dan teknologi fesyen mutakhir, generasi urban justru menemukan pesona dalam mode masa lalu.
Fenomena ini tercermin dari kebangkitan bowling bag, kacamata oval, hingga sepatu Mary Jane—semuanya potongan khas era lampau yang kini kembali naik daun di tangan para penggila gaya muda perkotaan.
Menurut laporan tahunan The RealReal (2025), pencarian untuk “Prada bowling bag” melonjak hingga +98% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara istilah “bowlers” mengalami kenaikan +54%, berkat penampilan Bad Bunny yang mengenakan tas tersebut dalam versi oversized di Met Gala 2025.
Tak hanya karena nilai estetika retro-nya, tas bowling ini juga menjawab kebutuhan fungsional generasi urban. Dengan bentuk dasar yang rata, kapasitas besar, serta pegangan atas yang kokoh, tas ini dianggap sebagai simbol baru dari perpaduan gaya dan efisiensi.
“Generasi Z dan milenial kota kini tidak hanya mencari tampilan yang modis, tapi juga mengedepankan utility fashion—barang-barang yang stylish tapi punya fungsi nyata dalam mobilitas harian,” jelas Dana Thomas, jurnalis mode dan penulis Fashionopolis, dalam wawancara dengan Vogue Business.
Gaya Y2K Kembali dengan Sentuhan Cerdas
Kembalinya gaya tahun 2000-an—yang dikenal sebagai Y2K fashion—juga tak bisa dipisahkan dari obsesi akan nostalgia digital dan pop culture.
Desainer besar seperti Prada, Dior, hingga Miu Miu telah membangkitkan koleksi ikonik mereka dalam versi yang lebih sleek, tenang, dan cocok untuk era stealth wealth yang sedang digemari: gaya mewah yang tidak mencolok.
Baca juga : Tampil Stylish di Musim Pancaroba: 5 Tips Fashion Nyaman dan Adaptif
Seperti yang dilansir Vogue (Mei 2025), bowling bag disebut sebagai “penyeimbang sempurna antara statement fashion dan kebutuhan urban modern.”
Lebih dari Gaya: Ini Pernyataan Identitas
Fashion vintage bukan hanya soal tampilan. Bagi generasi urban yang hidup dalam arus deras modernitas, gaya retro menjadi cara untuk mengekspresikan identitas, menyentuh memori budaya, sekaligus memilih jalur keberlanjutan.
“Dengan memilih barang vintage, saya merasa tidak hanya tampil beda, tapi juga berkontribusi pada mode yang lebih berkelanjutan,” kata Wahda, content creator asal Enrekang, yang gemar merombak pakaian bekas menjadi potongan kekinian.
Kembalinya fashion vintage—khususnya bowling bag—menunjukkan bahwa generasi urban tidak hanya mengejar tren, tapi juga makna dan kepraktisan. Dengan kekuatan nostalgia, kesadaran lingkungan, serta pengaruh selebriti, tren ini diprediksi akan terus hidup dan bertransformasi dalam lanskap fashion global. (*/IN)
