back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
32.6 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

6 Tempat Wisata Menyaksikan Sunset di Sulawesi Selatan

inspirasinusantara.id -- Sulawesi Selatan tak hanya kaya tradisi dan kuliner, tetapi juga menawarkan deretan tempat wisata yang menawan, terutama saat senja tiba. Di antara...
BerandaNasionalImpor Gula Capai Rp 33 Triliun, Indonesia Hadapi Tantangan Swasembada Pangan

Impor Gula Capai Rp 33 Triliun, Indonesia Hadapi Tantangan Swasembada Pangan

INSPIRASI NUSANTARA— Indonesia terus berjuang menghadapi tantangan besar dalam upaya mencapai swasembada pangan, terutama terkait dengan tingginya impor gula yang mencapai Rp 33 triliun selama periode Januari hingga September 2024.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gula sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencapai nilai US$ 2,15 miliar, setara dengan Rp 33 triliun berdasarkan kurs rata-rata Rp 15.500 per dolar AS. Lonjakan impor ini menunjukkan besarnya ketergantungan Indonesia terhadap gula impor, di tengah upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dilansir dari CNBC, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius bagi Indonesia untuk mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan. Untuk mewujudkan target tersebut, Prabowo menunjuk Zulkifli Hasan sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan. Menurut Prabowo, swasembada pangan merupakan prioritas utama pemerintahannya.

“Swasembada pangan adalah fondasi bagi ketahanan dan kedaulatan bangsa. Kami tidak punya banyak waktu,” ujar Zulkifli Hasan, dalam salah satu rapat koordinasi bersama kementerian terkait. Rapat koordinasi ini digelar untuk menyelaraskan langkah berbagai kementerian dalam upaya mencapai swasembada. Zulkifli menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor, menyatakan bahwa setiap kementerian harus bekerja bersama sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih lanjut, Zulkifli menekankan pentingnya optimalisasi penggunaan dana desa yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Dari total Rp 71 triliun yang dialokasikan, sekitar Rp 14 triliun dana desa belum dimanfaatkan secara optimal. Dana ini direncanakan akan difokuskan untuk program ketahanan pangan.

“Dana desa akan kami arahkan untuk mendukung ketahanan pangan. Kami akan memberikan modul dan model yang jelas kepada desa-desa, agar mereka dapat berperan aktif dalam mendukung produksi pangan,” ujar Zulkifli, dikutip dari CNBC.

Inisiatif ini bukan hanya sekadar soal anggaran, melainkan juga bertujuan menciptakan ekosistem yang mendukung pemberdayaan petani dan masyarakat desa. Melalui pendekatan yang lebih inklusif, pemerintah berharap mampu menciptakan ketahanan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, petani, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan impor gula dan menuju swasembada pangan. Komitmen yang kuat, inovasi, serta kerjasama menjadi kunci bagi tercapainya cita-cita ini. (fit/in)