back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
30.1 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Duduk atau Jongkok? Jejak Karbon di Balik Toilet 

inspirasinusantara.id – Saat berbicara soal perubahan iklim, mungkin yang pertama terlintas di benak kita adalah kendaraan bermotor, limbah industri, atau pembangkit listrik berbahan bakar...
BerandaTeknologiIndonesia Luncurkan Aplikasi AI untuk Ketahanan Pangan dan Sosial

Indonesia Luncurkan Aplikasi AI untuk Ketahanan Pangan dan Sosial

INSPIRASI NUSANTARA–Aplikasi AI akan menjadi ujung tombak baru Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan dan perlindungan sosial, dengan rencana peluncuran pada Agustus 2025.

Pemerintah Indonesia terus mendorong adopsi kecerdasan buatan aplikasi AI untuk memperkuat layanan publik. Salah satu terobosannya adalah pengembangan aplikasi AI di sektor ketahanan pangan dan perlindungan sosial yang dijadwalkan meluncur pada Agustus 2025.

Dilansir dari Bloomberg Technoz, Langkah ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam forum teknologi global Machines Can See 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

“Keamanan pangan menjadi perhatian Presiden Prabowo, terutama di tengah situasi geopolitik saat ini. Pendidikan merupakan keyakinan mendasar yang dipegang teguh Indonesia, karena dengan aplikasi AI, kami percaya bahwa AI tidak hanya itu, mereka yang merancang dan mengatur AI harus lebih pintar dari AI itu sendiri,” ujar Meutya dalam keterangan tertulis, mengutip siaran pers Komdigi.

Baca juga : Makassar Jadi Kota Percontohan Teknologi Pemadam Kebakaran Canggih dari Denmark

Transformasi Digital dengan Aplikasi AI

Meutya menjelaskan, aplikasi AI ini akan mengoptimalkan pemantauan produksi serta distribusi pangan berbasis data, sekaligus memperbaiki sistem penyaluran bantuan sosial agar lebih akurat dan tepat sasaran. Tak hanya itu, pemerintah juga tengah mengembangkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis berbasis AI untuk memperluas akses pelayanan medis kepada masyarakat.

Dalam forum tersebut, Meutya juga menyinggung tantangan diaspora digital, menyebut bahwa sekitar delapan juta warga Indonesia kini menetap di luar negeri, termasuk 20.000 orang yang berkarya di Silicon Valley.

“Jadi mereka sekarang berkecimpung dalam bidang inovasi perangkat lunak AI, sementara banyak dari mereka mungkin tidak lagi terhubung erat dengan lanskap domestik Indonesia, tetapi kami masih melihat mereka sebagai bagian dari kekuatan nasional kami. Kami lebih suka menggunakan istilah brain link daripada brain drain,” ujarnya.

Baca juga : Gaya Hidup Digital: Apakah Teknologi Membantu atau Justru Membahayakan Kesehatan Masyarakat?  

Guna mendukung transformasi digital ini, Indonesia menargetkan menyiapkan sembilan juta talenta digital hingga 2030. Pada sisi infrastruktur, pembangunan jaringan serat optik, kabel bawah laut, serta pelelangan spektrum 2,6 dan 3,5 GHz tengah dipercepat untuk memperluas konektivitas di seluruh nusantara, termasuk ke lebih dari 17.000 pulau.

Meutya juga menekankan pentingnya membangun pusat-pusat keunggulan AI di berbagai wilayah, termasuk Papua, untuk memastikan pengembangan teknologi berjalan inklusif.

“Menjadikan pusat keunggulan aplikasi AI di Papua sangat penting bagi orang Indonesia untuk menunjukkan bahwa AI, bahwa kami percaya inklusivitas sangat penting ketika kita berbicara tentang AI,” terangnya.

“Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang,” tutup Meutya.

Dengan berbagai inisiatif ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya menjadi pemain utama dalam lanskap teknologi global berbasis aplikasi AI yang inklusif dan berkelanjutan. (*/IN)