IN, MAKASSAR – Kenaikan Inflasi pada Februari 2024 menjadi rujukan pemerintah dalam mengantisipasi ketersediaan pasokan barang dan keterjangkauan harga pangan utamanya beras enjelang momen ramadan dan idul fitri 2024.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu kenaikan inflasi pada Februari 2024 menjadi langkah mitigasi risiko pemerintah untuk menahan gejolak harga.
“Pemerintah terus melakukan langkah mitigasi risiko atas potensi terjadinya gejolak harga pangan, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri,” katanya.
Menurut Febrio, pemerintah secara konsisten berupaya untuk menjaga ketersediaan pasokan. Beberapa kebijakan yang ditempuh sebagai langkah stabilisasi harga beras, antara lain melalui operasi pasar dan pasar murah, dukungan subsidi pupuk, percepatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP), percepatan impor, dan pembatasan pembelian retail untuk mengantisipasi panic buying.
“Inflasi volatile food diharapkan dapat kembali menurun hingga di bawah 5% untuk mendukung pencapaian sasaran Pemerintah tahun 2024”, ungkap Febrio.
Sebelumnya, inflasi Februari 2024 berada di level 2,75%, meningkat sedikit dari Januari 2024 sebesar 2,57%. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.
Menurutnya, kenaikan inflasi ini bergejolak pada sektor pangan yang saat ini masih dalam tren meningkat, jumlahnya mencapai 8,47% (yoy) di bulan Februari 2024.
“Di sisi lain, inflasi inti yang menjadi komponen terbesar inflasi masih stabil di angka 1,68% (yoy) sementara inflasi harga diatur pemerintah (administered price) menurun tipis menjadi 1,67% (yoy), dari 1,74% (yoy) pada Januari 2024,” ucapnya