back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
26.5 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Unismuh Makassar Buka Jalur Fast Track: Kuliah 5 Tahun Boyong Ijazah Sarjana dan Magister

IN, MAKASSAR - Setelah meraih akreditasi institusi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Universitas Muhammadiyah Makassar terus mengembangkan inovasi dan terobosan. Salah...
BerandaRagamKepunahan Ikan Pari Jawa Berdampak Ekologis Bagi Pelestarian Ekosistem Laut

Kepunahan Ikan Pari Jawa Berdampak Ekologis Bagi Pelestarian Ekosistem Laut

 

IN, MAKASSAR – Baru-baru ini, penelitian dari Charles Darwin University mengumumkan kepunahan resmi spesies laut ikan Pari Jawa. Fenomena ini tidak hanya menciptakan dampak ekologis, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang urgensi pelestarian ekosistem laut.

Pengumuman tersebut disertai dengan adanya pembaruan daftar merah spesies terancam punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Ketua Kelompok Spesialis Ikan Air Tawar IUCN SSC, Kathy Hughes, menyoroti pentingnya spesies ini dalam ekosistem air tawar. “Spesies yang beragam ini merupakan bagian integral dari ekosistem, dan penting bagi miliaran orang yang bergantung pada ekosistem air tawar, dan jutaan orang yang bergantung pada perikanan,” kata Hughes.

Rentan Mengalami Kepunahan, Hewan Panda Ternyata Manifestasi Kegagalan Evolusi Alamiah Terbesar

Craig Hilton-Taylor, Kepala Unit Daftar Merah IUCN, menyatakan, “Hilangnya salah satu kerabat ikan pari menandai kepunahan pertama spesies ikan laut akibat aktivitas manusia.” Pernyataan ini merangkum keprihatinan atas dampak langsung aktivitas manusia terhadap keberlanjutan spesies laut.

Ketua Penilai Julia Constance dari Universitas Charles Darwin menambahkan, “Penangkapan ikan pari jawa secara intensif dan tidak diatur, ditambah dengan degradasi habitat pesisir akibat industrialisasi, merupakan faktor utama kepunahan ikan tersebut,” Ujar Julia.

Claire Baffert, Pejabat Kebijakan Air Senior di Kantor Kebijakan Eropa WWF, menyoroti tanggung jawab industri dalam hal Ini. Ia lantang membicarakan bahwa industri yang mendapatkan manfaat dari praktik-praktik yang merugikan tersebut harus bertanggung jawab. Memberikan transparansi menjadi kunci untuk menyelamatkan spesies laut tersebut.

Dalam rangka pencegahan krisis kepunahan, Baffert mendesak adopsi Undang-Undang Restorasi Alam.

“Untuk mencegah krisis kepunahan ini, lembaga-lembaga UE harus mengadopsi Undang-Undang Restorasi Alam yang telah lama ditunggu-tunggu,” paparnya.

Rentan Mengalami Kepunahan, Hewan Panda Ternyata Manifestasi Kegagalan Evolusi Alamiah Terbesar

Hal itu menunjukkan bahwa solusi legislatif menjadi langkah kunci dalam melindungi keanekaragaman hayati laut.

Apa Itu Ikan Pari Jawa?

Ikan pari jawa, yang memiliki nama ilmiah “Urolophus Javanicus,” dikenal sebagai spesies yang terbatas pada perairan sekitar laut Jawa. Keberadaan Ikan Pari Jawa diketahui hanya melalui satu spesimen betina berukuran 33 cm (13 inci) yang ditangkap di Jakarta.

Menurut data dari Naturalist UK, spesies ikan ini memiliki ciri khas cakram sirip dada yang berbentuk lonjong, lebih panjang dari lebar. Ikan ini juga memiliki ekor dengan sirip punggung di depan tulang penyengat dan sirip ekor.

Lubang hidup ikan ini membentuk pola mirip bulan sabit, dengan tirai kulit yang sangat rapat di bagian pinggiran posterior. Bagian mulutnya membentuk busur dan memiliki tiga papila di dasarnya.

Gigi ikan ini tersusun rapat dengan ukuran kecil, dilengkapi dengan tonjolan melintas di mahkotanya. Bagian atas Ikan Pari Jawa memiliki warna coklat dengan bintik-bintik yang lebih gelap dan terang.

Pada bulan Juli 1862, ahli zoologi Jerman, Eduard von Martens, membeli satu-satunya spesimen ikan ini yang dijual di pasar ikan di Jakarta. Hingga saat ini, spesies ikan pari jawa hanya ditemukan di Pulau Jawa, khususnya di sekitar pantai Jakarta.

Meskipun sebaran, kedalaman, dan preferensi habitatnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan besar spesies ini memiliki keterbatasan dalam hal penyebaran geografisnya.

Sejak penemuan pertamanya lebih dari 150 tahun yang lalu, tidak ada spesimen baru yang ditemukan dari ikan pari jawa tersebut. Oleh karena itu, ikan ini kini secara resmi dianggap telah punah.

Kepunahan ikan tersebut diperkuat oleh penangkapan ikan yang besar-besaran di wilayahnya serta degradasi habitat yang disebabkan oleh kedekatannya dengan pusat populasi manusia.

Meskipun telah dilakukan survei intensif, tidak ada satupun ikan pari jawa yang berhasil ditemukan, oleh karenanya Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengklasifikasikannya sebagai spesies yang telah punah.