INSPIRASI NUSANTARA–Di era digital yang semakin canggih, Generasi Z di Sulawesi Selatan membuktikan bahwa kepedulian terhadap perubahan sosial bukan sekadar wacana. Dengan semangat inovatif dan jiwa kolaboratif, Gen Z Sulsel membentuk komunitas yang aktif bergerak dalam berbagai isu sosial.
Generasi Z di Sulawesi Selatan semakin menunjukkan peran signifikan sebagai penggerak perubahan sosial. Dengan semangat inovatif dan kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial, mereka membentuk komunitas-komunitas yang berfokus pada berbagai bidang, seperti lingkungan, pendidikan, dan kesehatan mental.
Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), masyarakat perlu bersatu dalam menjaga kedaulatan bangsa dan kelestarian lingkungan. WALHI juga menyoroti bahwa krisis lingkungan bukan sekadar persoalan teknis, melainkan bagian dari dinamika politik sumber daya alam yang melibatkan banyak pihak.
Perkembangan masalah perubahan iklim dewasa ini semakin membawa kekhawatiran bagi penduduk dunia. Tindakan nyata jelas merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan.
Di Makassar, kita bisa menemukan gerakan-gerakan dari masyarakat yang tergabung dalam komunitas-komunitas untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Adapun gerakan-gerakan tersebut yaitu:
1. Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Regional Sulawesi Selatan
Organisasi ini mampu mengajak pemuda untuk mencintai lingkungannya, mengedukasi generasi muda untuk peka dan peduli terhadap isu lingkungan di Indonesia, menjadi wadah dan fasilitator bagi generasi muda Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dan mampu menciptakan gerakan hijau nasional yang nyata dan berkelanjutan.
Salah satu langkah kecil yang dapat dilakukan untuk mendukung gerakan hijau adalah menanam sayuran hijau di rumah. Selain menghasilkan oksigen yang membantu memperbaiki sirkulasi udara, menanam sayuran sendiri juga dapat mengurangi kebutuhan bepergian untuk membeli sayur, sehingga turut menghemat energi dan mengurangi emisi kendaraan seperti yang diilansir dari akun instagram KOPHI @-kophi.
2. Makassar Berkebun
Komunitas ini mampu menciptakan lahan hijau di tengah kota Makassar yang juga memberikan manfaat bagi komunitas sekitar. Kegiatan mereka meliputi menanam sayuran dan buah-buahan, berkebun, dan panen bersama teman-teman dan keluarga.
Hal ini mampu mengurangi emisi gas, terutama karbon dioksida, karena tanaman-tanaman ini akan menyerap gas tersebut.
3. Mangrove Action Project-Indonesia
Lembaga nirlaba ini berfokus pada upaya konservasi kawasan mangrove dengan menggunakan pendekatan terintegrasi konservasi daerah aliran sungai (DAS) hulu-hilir melalui kegiatan-kegiatan edukasi, pengembangan masyarakat, pengembangan mata pencaharian alternatif yang berkelanjutan, rehabilitasi kawasan mangrove, dan pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas.
4. Satuan Konservasi Maritim Universitas Hasanuddin
Organisasi ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, di mana kegiatannya tidak hanya berbasis kemaritiman tetapi isu-isu lingkungan tak luput dari perhatian mereka, seperti konservasi terumbu karang dan penanaman pohon.
5.Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Selatan
WALHI didirikan sebagai reaksi dan keprihatinan atas ketidakadilan dalam pengelolaan sumber daya alam dan sumber-sumber kehidupan, sebagai akibat dari paradigma dan proses pembangunan yang tidak memihak keberlanjutan dan keadilan. WALHI merupakan forum kelompok masyarakat sipil yang terdiri dari organisasi non-pemerintah (LSM/Ornop/NGO), Kelompok Pecinta Alam (KPA), dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
6. Komunitas Sepeda Mamminasata
Walaupun klub ini adalah pecinta sepeda, komunitas ini mampu memberikan inspirasi dalam memasyarakatkan penggunaan sepeda dalam rangka mengurangi polusi gas, di mana polusi kendaraan juga salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global, efisiensi energi, menuju kota yang lebih humanis, dan meningkatkan derajat kesehatan.
Generasi Z di Sulawesi Selatan tidak hanya berperan sebagai penggerak perubahan sosial melalui komunitas-komunitas tersebut, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas dampak positif mereka.
Mereka aktif dalam komunitas virtual yang memungkinkan mereka berinteraksi tanpa batas geografis, berbagi informasi, dan menggalang dukungan untuk berbagai isu sosial. Hal ini menunjukkan bahwa Generasi Z mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk kebaikan bersama.
Dengan berbagai inisiatif dan semangat kolaboratif, Generasi Z di Sulawesi Selatan terus berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. (fit/in)