INSPIRASI NUSANTARA – Di tengah upaya global mengurangi limbah plastik, sebuah tradisi sakral dari Kabupaten Enrekang menunjukkan bagaimana kearifan lokal Sulsel telah lebih dulu mengajarkan prinsip keberlanjutan lingkungan. Tradisi tersebut adalah Maccera Manurung, yang dilangsungkan oleh masyarakat Desa Kaluppini.
Kearifan lokal Sulsel Maccera Manurung, yang digelar hanya setiap delapan tahun sekali, merupakan tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kaluppini. Ritual ini merupakan ungkapan rasa syukur atas segala rezeki yang diterima, dan berlangsung selama empat hari berturut-turut.
Salah satu rangkaian yang menarik perhatian adalah Kumande Samaturu’, prosesi makan bersama setelah pemotongan hewan persembahan. Yang unik, semua hidangan disajikan menggunakan daun jati, bukan wadah plastik atau bahan sekali pakai lainnya.
“Dalam rangkaian Maccera Manurung, Kumande Samaturu’ atau makan bersama dilakukan setelah peong dipotong. Wadah yang digunakan adalah daun jati.” dikutip dari Buku Ragam Budaya
Praktik ini menggambarkan kearifan lokal Sulsel yang tak hanya mendalam secara budaya, tetapi juga ramah lingkungan.
Kearifan Lokal Sulsel yang Mendukung Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Penggunaan daun jati dalam tradisi ini bukan hanya simbol budaya, tetapi juga sejalan dengan gaya hidup ramah lingkungan yang kini banyak dianjurkan.
Dilansir dari Zero Waste Indonesia, daun jati sebagai pilihan yang ideal karena mampu menjaga kehangatan makanan, mengeluarkan aroma khas, dan memberikan cita rasa alami yang menggugah selera.
Keberlanjutan dalam setiap detail tradisi ini membuktikan bahwa kearifan lokal Sulsel telah lama mengajarkan prinsip ramah lingkungan.
Warisan yang Harus Dilestarikan dan Dikenalkan ke Dunia
Dalam dunia yang serba instan, Maccera Manurung menunjukkan bahwa kearifan lokal Sulsel bisa jadi solusi modern. Warisan budaya Sulsel ini mengajak kita untuk hidup lebih bijak, lebih ramah alam tanpa harus meninggalkan akar budaya.
Tradisi seperti Maccera Manurung tidak hanya pantas dilestarikan, tetapi juga dikenalkan ke generasi muda dan dunia luar sebagai contoh nyata bahwa kearifan lokal adalah bagian dari solusi masa depan. Dalam daun jati dan dalam setiap prosesi adat, tersembunyi nilai keberlanjutan, kebersamaan, dan cinta lingkungan.
Mari belajar dari warisan leluhur, karena masa depan yang hijau seringkali tumbuh dari akar budaya yang kuat. (*/IN)