MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan mendorong peningkatan budaya membaca di tengah arus digitalisasi melalui talkshow bertajuk Well-Red, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital, yang digelar Rabu (28/5/2029) di Baruga Pinisi Lantai 4, KPw BI Sulsel. Dua penulis nasional, Ratih Kumala dan M. Aan Mansyur, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini.
BACA JUGA: Perkuat Ekonomi Syariah: BI Sulsel Gelar Forum Ekonomi Syariah dan Kukuhkan Pengurus Hebitren
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan World Day yang menjadi momentum penting untuk membangkitkan minat baca masyarakat.
“Di dalam negeri, kita masih dihadapkan pada tantangan rendahnya minat baca. Tingkat literasi kita berada di bawah rata-rata global, dan di kawasan ASEAN, kita menempati peringkat bawah bersama Kamboja dan Filipina,” ujarnya disela-sela kegiatan berlangsung.

Menurut Wahyu, kondisi ini menunjukkan kualitas pendidikan dalam hal literasi masih harus diperbaiki. Meski demikian, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Sulsel tercatat di atas rata-rata nasional, yakni 88,4 persen.
Wahyu menyoroti kebiasaan membaca masyarakat yang lebih banyak tertuju pada konten media sosial dibandingkan bahan bacaan ilmiah atau literatur yang memperkaya pengetahuan.
“Setiap hari kita membaca, tapi yang dibaca adalah status media sosial. Bukan ilmu pengetahuan untuk masa depan,” katanya.
Wahyu membandingkan dengan budaya membaca di negara maju seperti Jepang dan Korea, yang menurutnya telah ditanamkan sejak dini dan menjadi fondasi kemajuan bangsa.
Sebagai bentuk komitmen terhadap penguatan literasi, BI Sulsel tidak hanya memberikan beasiswa kepada mahasiswa, tetapi juga secara aktif mengadakan kegiatan literasi dan edukasi publik.
“Ilmu pengetahuan kini sangat mudah diakses dengan teknologi AI, namun dalam praktiknya, pemanfaatan masih belum maksimal,” katanya.
Ia pun menegaskan kembali pentingnya membaca, seraya menyampaikan bahwa, “Membaca itu jendela jiwa, membaca itu jendela hati, dan membaca adalah jendela dunia.”
“Semakin maju suatu negara bisa dilihat dari budaya membacanya,” tutup Wahyu. (*/IN)