MAKASSAR, inspirasinusantara.id — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memaparkan berbagai inovasi dan program strategis pembangunan yang tengah dijalankan Pemerintah Kota Makassar. Paparan itu disampaikan saat dirinya menjadi narasumber dalam Stadium General bertajuk “Creative Hub pada Kelas Progresif” yang digelar HMI Cabang Makassar di Hotel Asyira, Minggu (26/10/2025).
Dalam forum yang dihadiri pengurus HMI, akademisi, dan pegiat muda tersebut, Munafri didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, Dr. Muhammad Roem. Ia menekankan bahwa arah pemerintahan Kota Makassar saat ini dijalankan dengan prinsip kolaborasi dan keberpihakan kepada masyarakat.
“Kurang lebih delapan bulan kami dilantik, kami melihat bahwa kondisi Kota Makassar belum ideal, tetapi juga tidak bisa dikatakan tidak maksimal,” ujar Munafri yang akrab disapa Appi. “Ada permasalahan yang harus diselesaikan, tetapi juga ada prestasi yang harus terus dijaga. Ujungnya satu: pelayanan pemerintah harus sampai ke rakyat dan tepat sasaran.”
Munafri menjelaskan bahwa Pemkot Makassar saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan perkotaan, seperti tingginya arus urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan persoalan pemerataan pembangunan. Untuk itu, pihaknya menyiapkan tujuh program unggulan yang berjalan secara bertahap.
Pertama, Penyambungan Jaringan PDAM untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terhadap air bersih.
“PDAM dibenahi agar profesional dan tidak merugikan pelayanan publik,” tuturnya.
Kedua, Jaminan Pelindungan Pekerja Rentan melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Sebanyak 81.000 pekerja telah mendapat jaminan kerja dan kematian, serta tahun ini ditambah dengan jaminan hari tua.
Ketiga, Seragam Sekolah Gratis bagi siswa baru, sebagai bentuk pengurangan beban ekonomi keluarga.
“Kebijakan fokus pada pengurangan beban rumah tangga alih-alih bantuan tunai,” jelasnya.
Keempat, Pengembangan Kawasan Ekonomi Baru Berbasis Olahraga (Stadion Untia) yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi wilayah.
“Stadion diposisikan sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat, bukan sekadar sarana olahraga,” ungkapnya.
Kelima, Reformasi Sistem Pengelolaan Sampah untuk mengurangi volume sampah di TPA Tamangapa yang mencapai 1.000 ton per hari. Pemkot mengembangkan sistem pengolahan sampah terintegrasi, bank sampah, dan urban farming, di mana warga dapat menukar sampah dengan beras atau minyak melalui kerja sama dengan Bank Sulselbar.
Keenam, Makassar Super Apps “Lontara”, sebuah platform digital yang mengintegrasikan ratusan layanan pemerintah dalam satu aplikasi.
“Layanan ini berfungsi mematau kondisi dan menerima aduan semua permasalahan di Makassar, serta laporan,” bebernya.
Ketujuh, Makassar Creative Hub, pusat pengembangan komunitas kreatif dan talenta digital yang dibuka gratis tanpa pungutan biaya.
“Tahun ini ditambah lokasi baru, dan tahun depan Creative Hub tambahan akan dibangun di wilayah yang berbeda,” jelasnya.
Munafri menegaskan bahwa keberadaan Creative Hub menjadi bagian dari strategi memperkuat ekosistem ekonomi kreatif dan membuka ruang kolaborasi bagi generasi muda. Ia menjelaskan, program Makassar Super Creative Hub dirancang sebagai wadah pengembangan kreativitas digital, kewirausahaan, dan keterampilan anak muda.
“Creative Hub ini sudah berjalan dengan berbagai kegiatan, baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Banyak yang bilang terlalu eksklusif, padahal bukan. Jadwalnya yang padat sehingga pengaturannya perlu di-review,” papar Munafri.
Ia menambahkan, tahun ini pemerintah akan menambah satu lokasi Creative Hub baru, dan menargetkan tiga lokasi tambahan tahun depan agar dapat menjangkau lebih banyak generasi muda.
“Makassar Creative Hub ini hadir untuk peningkatan keterampilan, pengembangan komunitas, dan pelatihan kewirausahaan,” jelasnya lagi.
Appi juga menegaskan bahwa fasilitas Creative Hub bersifat inklusif dan ramah disabilitas.
“Di KIA yang pertama di Pantai Losari, ada kafe yang dikelola sahabat difabel tuli Makassar. Ini bukti kita ingin membangun ekosistem kreatif yang inklusif,” tegasnya.
Selain tujuh program unggulan tersebut, Munafri turut menyoroti pentingnya penguatan UMKM dan ekonomi lokal. Ia memastikan bahwa 50 persen dari total belanja daerah diarahkan untuk produk lokal.
“Kami ingin uang daerah berputar di masyarakat Makassar. Ini penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Ia juga menyebut event seperti Makassar Half Marathon yang menarik 10–12 ribu peserta sebagai salah satu cara menggerakkan ekonomi UMKM dan perhotelan.
Menutup paparannya, Munafri mengajak kader HMI dan generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan daerah.
“Silakan ambil posisi. Mau jadi ilmuwan, wirausahawan, teknokrat, atau pelaku industri kreatif, semua terbuka. Pemerintah membuka kolaborasi seluas-luasnya,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan Kota Makassar tidak bisa dijalankan pemerintah sendiri.
“Selama semua bergerak dengan tujuan yang sama, Makassar bisa menjadi kota maju, inklusif, dan berdaya saing,” tutupnya. (*/IN)



