INSPIRASI NUSANTARA — Niat puasa Ramadhan menjadi hal wajib sebelum ibadah di bulan suci itu dilakukan. Untuk pelafalannya wajib hukumnya secara lisan.
Penjelasan tersebut dikutip inspirasinusantara.id dari NU Online. Pembacaan niat cukup di dalam hati.
Dalam penjelasan dari NU Online bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan niat harus diiringi dengan hati. Pembacaan niat pada dasarnya dimaksudkan untuk memasukkan isi lafaz niat tersebut di dalam hati.
BACA JUGA: Umrah Ramadan Sangat Istimewa, Pahalanya Serupa Haji
Selain itu, perlu diketahui waktu yang tepat untuk membacakan niat tersebut. Lazimnya, niat puasa dibacakan malam hari setelah salat witir dan salat tarawih.
Merujuk pada Mazhab Syafi’i yang dianut oleh mayoritas warga Indonesia, niat puasa harus dilakukan pada malam hari. Namun, tak ada waktu khusus kapan niat puasa dibacakan.
Maka dari itu, niat bisa dibaca sesaat setelah salat tarawih, sebelum tidur, atau sebelum sahur.
Yang perlu diperhatikan umat Islam adalah bahwa niat puasa bisa menjadi tidak sah saat dibacakan pada waktu setelah sahur atau saat fajar tiba. Hal di atas merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah dari Hafsah berikut:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَحْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya:
“Siapa saja yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
Berbeda dengan puasa Ramadhan, niat puasa sunah lain dapat dibacakan di waktu selain malam hari.
Demikian penjelasan mengenai niat puasa Ramadhan maksimal dibacakan jam berapa. Umat Muslim perlu tahu agar ibadah puasa di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. (*/IN)