back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
27.2 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Masa Orientasi Sekolah Makassar Usung Edukasi Lingkungan dan Parenting

MAKASSAR, Inspirasinusantara.id --Masa orientasi sekolah tahun ajaran baru di Kota Makassar akan menekankan pada pengenalan lingkungan hidup melalui pembiasaan buang sampah pada tempatnya dan...
BerandaBudayaPerbandingan Antara Pernikahan Bugis Tradisional dan Modern

Perbandingan Antara Pernikahan Bugis Tradisional dan Modern

INSPIRASI NUSANTARA–Pernikahan adalah momen sakral yang penuh makna, termasuk dalam tradisi Bugis. Namun, seiring perkembangan zaman, pernikahan Bugis mengalami transformasi.

Generasi muda kini cenderung mengadopsi gaya modern, sementara sebagian lainnya tetap mempertahankan tradisi.

BACA JUGA : Membangkitkan Tradisi Pernikahan Bugis di Kalangan Milenial

Bagaimana perbedaan antara keduanya, dan apakah keduanya bisa saling melengkapi? Simak artikel berikut ini.

Pernikahan adat Bugis dan pernikahan modern memiliki perbedaan yang mencolok, baik dari segi ritual, nilai budaya, hingga konsep pelaksanaannya. Berikut adalah lima perbedaan utama antara keduanya.

1. Ritual dan Tahapan Prosesi

Pernikahan Adat Bugis: Terdiri dari serangkaian ritual sakral seperti mappacci (ritual penyucian), mappasili (siraman), dan mappettu ada (penentuan tanggal pernikahan dan mahar). Setiap tahapan memiliki makna filosofis mendalam.

Pernikahan Modern: Cenderung lebih sederhana dan fleksibel. Ritual adat sering kali dihilangkan atau digantikan dengan acara simbolis seperti pemberkatan atau akad sederhana.

2. Nilai Filosofis

Pernikahan Adat Bugis: Sarat akan nilai budaya, spiritual, dan simbolis. Setiap detail dalam prosesi, seperti penggunaan daun pacar dalam mappacci, memiliki makna tertentu, misalnya harapan akan kebahagiaan dan keberkahan.

Pernikahan Modern: Lebih berfokus pada ekspresi personal pasangan dan estetika. Filosofi budaya sering tergantikan oleh nilai-nilai universal atau tema yang disesuaikan dengan keinginan pengantin.

3. Busana Pernikahan

Pernikahan Adat Bugis: Pengantin mengenakan pakaian tradisional seperti baju bodo untuk wanita dan jas tutup khas Bugis untuk pria, lengkap dengan perhiasan adat.

Pernikahan Modern: Pengantin cenderung mengenakan gaun pengantin bergaya internasional untuk wanita dan setelan jas modern untuk pria, sering tanpa unsur adat.

4. Keterlibatan Keluarga dan Komunitas

Pernikahan Adat Bugis: Sangat melibatkan keluarga besar dan komunitas. Acara pernikahan menjadi ajang silaturahmi dan gotong royong, di mana semua anggota keluarga berperan dalam pelaksanaannya.

Pernikahan Modern: Lebih bersifat privat, sering kali hanya melibatkan teman dekat dan keluarga inti. Peran keluarga besar biasanya terbatas, karena sebagian besar kebutuhan ditangani oleh penyedia jasa pernikahan (wedding organizer).

5. Biaya dan Skala Acara

Pernikahan Adat Bugis: Biaya pernikahan bergantung pada tradisi seperti uang panai, mahar, dan hantaran. Besarnya biaya sering kali dipengaruhi oleh status sosial pengantin wanita dan kesepakatan kedua keluarga.

Pernikahan Modern: Biaya lebih fleksibel dan menyesuaikan anggaran pasangan. Fokusnya lebih pada estetika acara, seperti dekorasi, fotografi, dan katering, dibandingkan dengan tradisi budaya.

Perkawinan Bugis tradisional menawarkan nilai-nilai luhur yang kaya akan makna, sementara perkawinan modern membawa fleksibilitas dan efisiensi. Keduanya memiliki keunikan tersendiri yang bisa saling melengkapi. Bagi generasi muda, menggabungkan elemen tradisional dan modern dapat menjadi solusi untuk menjaga warisan budaya tanpa mengabaikan kebutuhan praktis zaman sekarang.

Bagaimana menurut Anda, apakah tradisi dan modernitas dapat berjalan berdampingan? (*/IN)