IN, GOWA–Sudah hampir tiga dekade, Rumah Hijau Denassa (RHD) berdiri, menjalankan peran edukasi. Semuanya bermula dari pendirian Perpustakaan Denassa pada tahun 1997 lalu.
Kini, Rumah Hijau Denassa (RHD) telah menjelma ruang edukasi lintas zaman. Bagaimana tidak, setelah berdiri hampir 30 tahun, berbagai program telah digalakkan.
Tempat yang berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini menawarkan berbagai program yang dirancang untuk memperkuat kesadaran lingkungan, memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal, serta memfasilitasi dialog antargenerasi. Program edukasi tersebut tidak hanya berfokus pada anak-anak dan remaja, tetapi juga melibatkan orang dewasa dan lansia.
Sebut saja Outing Class. Program yang mulai digalakkan sejak tahun 2011 ini menyasar anak sekolah untuk belajar kontekstual, yakni pemanfaatan potensi di sekitar sebagai sumber dan media ajar menyenangkan.
Ada pula Kelas Komunitas yang berfokus pada penanaman habit dan interaksi positif, pelestarian permainan tradisional, dan kecintaan terhadap lingkungan hidup. Program ini pun menyasar anak-anak mulai dari anak usia pra sekolah (PAUD/TK) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Lebih jauh lagi, pada tahun 2009, diadakan diskusi warga yang pada akhirnya menjadi diskusi rutin yang disebut Diskusi Tematik. Program ini mengundang para champion lokal untuk berbagi kisah membanggakan mereka dalam melakukan perubahan di kampung atau di daerahnya kepada.
Bagi kalangan mahasiswa dan peneliti, RHD pun menjadi tempat yang menyenangkan untuk meneliti. Tidak hanya tempatnya yang menyegarkan karena berada di kawasan konservasi alam. Jumlah koleksi buku yang ada di perpustakaan itu pun telah mencapai ribuan.
Rumah Hijau Denassa yang beralamat di Jalan Borongtala No 58 ini juga diakui sebagai model pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan ekologi dan budaya. Melalui program-programnya tersebut, RHD berhasil meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan pelestarian tradisi lokal. (*/IN)