Rupiah Melemah ke Level Rp15.840 pada Pembukaan Hari Ini

"Rupiah Melemah ke Level Rp15.840 pada Pembukaan Hari Ini
RUPIAH MELEMAH. Kamis pagi (14/11/2024), nilai tukar rupiah terpantau melemah di posisi Rp15.840 per dolar AS. (foto/Mohammad Defrizal)

INSPIRASI NUSANTARA– Kamis pagi (14/11/2024), nilai tukar rupiah terpantau melemah di posisi Rp15.840 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan pasar spot Nilai tukar rupiah terpantau melemah di posisi Rp15.840 per dolar AS, terkoreksi sebesar 0,36 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.

Kondisi serupa juga dialami oleh sejumlah mata uang di Asia, seperti dolar Hong Kong yang turun tipis 0,01 persen, yen Jepang melemah 0,30 persen, dolar Singapura terkoreksi 0,18 persen, dan yuan China yang turun sebesar 0,13 persen. Mata uang lain seperti peso Filipina, won Korea Selatan, baht Thailand, serta ringgit Malaysia juga tertekan masing-masing sebesar 0,12 persen, 0,21 persen, 0,47 persen, dan 0,78 persen.

Di sisi lain, beberapa mata uang utama negara maju menunjukkan kinerja yang bervariasi. Poundsterling Inggris dan euro Eropa, misalnya, mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,17 persen dan 0,09 persen. Namun, tidak semua mata uang negara maju berada dalam tren positif; franc Swiss melemah 0,11 persen, dolar Australia terkoreksi 0,22 persen, dan dolar Kanada turun 0,06 persen.

Dilansir dari CNN, menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, kondisi fluktuatif ini diperkirakan berlanjut sepanjang hari, dengan kemungkinan rupiah ditutup di kisaran Rp15.770 hingga Rp15.850 per dolar AS. Salah satu faktor yang mempengaruhi pelemahan rupiah adalah ketidakpastian inflasi global yang meningkat setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS.
Selain itu, komentar-komentar yang menunjukkan sikap hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve turut menambah tekanan bagi rupiah.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi pelaku pasar dan masyarakat untuk memahami bahwa pergerakan nilai tukar dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik. Langkah-langkah antisipatif dalam merespons dinamika pasar menjadi penting, terutama bagi yang memiliki ketergantungan pada nilai tukar dolar AS dalam transaksi mereka. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *