back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
31.7 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Jejak Karbon Tersembunyi di Balik Paket Belanja Online 

inspirasinusantara.id — Apa yang tampak sebagai kemudahan dalam satu klik ternyata menyimpan harga mahal bagi planet ini. Di balik euforia diskon, pengiriman kilat, dan...
BerandaPemerintahanMakassar Creative Hub Luncurkan Nabuka, Ruang Kolaborasi Pemuda 

Makassar Creative Hub Luncurkan Nabuka, Ruang Kolaborasi Pemuda 

MAKASSAR, inspirasinusantara.id – Di tengah geliat Kota Makassar yang terus tumbuh dan berubah, hadir sebuah ruang baru yang tidak hanya menawarkan tempat, tetapi juga membuka harapan dan kemungkinan baru. Makassar Creative Hub (MCH), yang  telah diresmikan pada Sabtu, 21 Juni,  memperkenalkan program unggulan bertajuk Nabuka: Menyulam Imajinasi Makassar.

Program ini menjadi simbol keterbukaan, kolaborasi, dan penyatuan ide-ide kreatif anak muda di Kota Daeng. Nabuka sendiri merupakan istilah dari bahasa Makassar yang berarti “membuka”.

Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Makassar sekaligus anggota Pokja MCH, Andi Muh. Yasir, menjelaskan bahwa makna ” Nabuka ” dalam program ini bukan hanya sekadar membuka pintu atau jendela secara harfiah.

“Namun maknanya lebih dari sekadar membuka pintu atau jendela. Nabuka adalah gerakan simbolik membuka diri terhadap perbedaan,” ujar Yasir.

Ia menegaskan bahwa dalam konteks program ini, Nabuka mengandung arti membuka diri terhadap percakapan antar-gagasan, antar-generasi, hingga antar-disiplin ilmu dan profesi.

Baca juga : Wakil Gubernur Sulsel Dukung Perluasan Akses Keuangan melalui Program TPAKD 

“Ini bukan sekadar membuka pintu ruang fisik, tetapi membuka kemungkinan baru—membangun jembatan ide antara yang tua dan muda, antara yang mapan dan yang sedang tumbuh,” ungkapnya.

Dengan mengusung tema besar Menyulam Imajinasi Makassar, MCH dihadirkan sebagai ruang hidup, bukan hanya bangunan. Tempat ini dirancang untuk menjadi titik temu bagi komunitas, pelaku seni, kreator muda, dan pemangku kebijakan guna bertukar ide, berkolaborasi, dan menenun masa depan kota secara kolektif.

“Makassar adalah kota yang terus bertumbuh dan berubah. Kita membutuhkan ruang yang bukan hanya menampung kreativitas, tapi juga menyatukan benang-benang gagasan menjadi kain kolektif yang hidup,” tambah Yasir.

Ia juga menekankan bahwa proses menyulam menjadi metafora penting dalam kerja kreatif—yakni sebuah proses yang memerlukan kesabaran, presisi, dan kasih.

“Di sinilah MCH berperan sebagai ekosistem yang merawat dan merangkai potensi kreatif Makassar, dari lorong hingga panggung, dari kampus hingga kafe, dari pelabuhan hingga ruang digital,” jelasnya.

Dengan kehadiran program Nabuka, MCH mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk bersama-sama membuka lembaran baru dalam peta kreativitas kota.

“Sebuah ajakan untuk menyulam Makassar melalui semangat kolaborasi, keberanian berekspresi, dan harapan akan masa depan yang lebih inklusif dan imajinatif,” ucapnya.

Peluncuran MCH dan program Nabuka ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Youth Fest 2025, yang lebih dahulu digelar oleh Dispora Kota Makassar sebagai wadah ekspresi, kolaborasi, dan edukasi bagi generasi muda.

Lebih dari sekadar festival, Youth Fest menjadi panggung ide-ide segar, tempat bertumbuhnya komunitas aktif, dan ruang aktualisasi semangat keberlanjutan. Di dalamnya, beberapa program turunan menjadi sorotan utama.

Salah satunya adalah Nabuka (Ngumpul Bareng Anak Muda Makassar), sebuah forum terbuka yang mempertemukan pemuda lintas latar belakang untuk bertukar gagasan, berbagi inspirasi, serta membangun jejaring kolaboratif.

“Kemudian, lingkar lomunitas. Sesi khusus yang mempertemukan berbagai komunitas di Makassar dalam sebuah lingkar sinergi. Di sini, masing-masing komunitas mempresentasikan karya, program, dan misi mereka membangun jembatan kolaborasi antar-entitas untuk gerakan pemuda yang lebih solid dan berdaya,” jelasnya.

Selain itu, turut digelar sustainability workshop, sebuah lokakarya interaktif yang membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan seputar isu keberlanjutan. Materi yang dibahas meliputi pengelolaan sampah, gaya hidup ramah lingkungan, hingga konsep ekonomi hijau.

“Generasi muda diajak untuk tidak hanya kreatif, tetapi juga peduli dan bertanggung jawab terhadap masa depan bumi,” sebut Yasir.

Youth Fest 2025 menjadi bukti nyata bahwa pemuda Makassar bukan lagi sekadar penonton dalam pembangunan kota, melainkan pelaku utama yang bergerak melalui kreativitas, solidaritas komunitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Kami Dispora mengajak anak muda Makassar untuk melangkah bersama menuju masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan,” tukasnya. (*/IN)