back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
25.7 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Bapenda Makassar Lakukan Penertiban Reklame Ilegal

MAKASSAR, Inspirasinusantara.id – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Makassar kembali melakukan penertiban terhadap reklame ilegal yang tidak membayar pajak dan melanggar aturan perizinan. Penertiban ini...
BerandalingkunganAnak Muda Dorong Kedai Kopi Makassar Kurangi Sampah Plastik

Anak Muda Dorong Kedai Kopi Makassar Kurangi Sampah Plastik

Makassar, Inspirasinusantara.id — Komunitas anak muda di Kota Makassar mendorong pelaku usaha kedai kopi untuk lebih bertanggung jawab terhadap limbah plastik yang mereka hasilkan. Melalui program Eco Awareness, Berdaur.id menyoroti minimnya edukasi dan pemahaman coffee shop soal pemilahan dan daur ulang sampah.

“Banyak pelaku usaha yang belum paham bahwa mereka adalah penyumbang sampah plastik cukup besar di kota ini,” kata Yayang Malil, Founder Berdaur.id, dalam forum diskusi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar bersama pegiat sampah di Kota Makassar, Rabu (25/6/2025).

Baca juga: Pelajaran Iklim dari Anak-anak yang Memilah Sampah di Makassar

Ia menambahkan, coffee shop menjadi salah satu penghasil limbah terbanyak karena frekuensi kunjungan dan tingginya konsumsi kemasan sekali pakai.

Berdaur.id merupakan komunitas anak muda yang aktif mengedukasi dan mengolah sampah plastik menjadi barang bernilai guna. Berbasis di kawasan Mallengkeri Raya, mereka memanfaatkan plastik bekas untuk membuat produk seperti merchandise, tatakan gelas, hingga cup holder.

Baca juga: Gaya Hidup Rendah Karbon Tumbuh Perlahan di Makassar

“Kami sudah pernah berkoordinasi dengan Bank Sampah di Toddopuli, serta berdiskusi dengan pemerintah setempat seperti lurah, responsnya sangat positif, tinggal menunggu langkah konkret dari pemerintah kota,” ungkap Yayang saat menyampaikan usulan kolaborasi langsung kepada Wali Kota Makassar.

Selain edukasi, Yayang juga menekankan pentingnya kebijakan atau regulasi yang mendorong pelaku usaha lebih sadar lingkungan. Ia menyebutkan pentingnya insentif dan himbauan agar UMKM, khususnya kedai kopi, mulai beralih ke kemasan ramah lingkungan.

“Ada banyak alternatif yang bisa digunakan, misalnya daun pisang untuk makanan basah atau kasafas bag, yakni kantong ramah lingkungan berbahan dasar singkong,” jelasnya.

Menurutnya, berbagai bentuk dan ukuran kantong ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha.

Namun, Yayang mengakui bahwa penggantian kemasan ramah lingkungan kerap terbentur biaya produksi.

“Banyak pelaku usaha yang ragu karena eco packaging dianggap mahal dan bisa mengurangi margin keuntungan,” ujarnya.

Untuk itu, ia menyarankan pelaku usaha tidak memaksakan satu solusi, melainkan mencari alternatif bertahap yang bisa diterapkan. Salah satu inovasi menarik yang ia juga sebutkan adalah gelas dari bahan dasar beras yang bisa menggantikan kemasan minuman plastik.

“Ini jadi PR bersama, karena tidak semua bisa langsung pindah ke kemasan ramah lingkungan. Tapi kalau bisa kita rembukkan bersama, pasti ada jalan tengahnya,” katanya.

Yayang juga mencontohkan bahwa saat ini sudah mulai ada kafe di Makassar yang memberi diskon bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri.

“Kalau dulu tahun 2019 masih banyak yang menolak, sekarang makin banyak yang terbuka dan memberi potongan harga 2-5 persen,” ujarnya.

Ia berharap kolaborasi lintas pihak antara komunitas, pelaku usaha, dan pemerintah kota bisa mempercepat transisi gaya hidup minim plastik di Kota Makassar.

“Apalagi generasi muda sudah mulai sadar lingkungan. Tinggal kita dorong dari sisi kebijakan dan ekosistemnya,” tutupnya. (Andi/IN)