IN, MAKASSAR— Daun kelor (Moringa oleifera) telah lama dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaat, namun belakangan ini semakin populer sebagai “superfood lokal” berkat kandungan gizinya yang luar biasa.
Tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia ini tidak hanya digunakan dalam masakan tradisional, tetapi juga terbukti memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.
Menurut Akmal Novrian Syahruddin, S. KM., M. Kes, seorang dosen gizi Universitas Tamalatea Makassar, daun kelor memiliki kandungan vitamin dan mineral yang sangat tinggi, menjadikannya makanan bergizi tinggi yang layak mendapatkan perhatian lebih. “Daun kelor kaya akan vitamin A, C, E, serta B kompleks. Selain itu, kandungan mineral seperti zat besi, kalsium, kalium, zinc, dan selenium dalam daun kelor juga sangat tinggi,” jelasnya, Rabu (22/01/2025).
Penelitian menunjukkan bahwa kandungan nutrisi daun kelor melebihi banyak bahan makanan lain yang dianggap bergizi:
– Vitamin A: 10 kali lebih banyak dibandingkan wortel.
– Vitamin C: 12 kali lebih tinggi daripada jeruk.
– Kalsium: 17 kali lebih banyak dibandingkan susu.
– Zat Besi: 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayam.
Dengan kandungan seperti itu, daun kelor menjadi pilihan tepat untuk mencegah dan mengatasi kekurangan gizi, termasuk anemia, terutama pada wanita pekerja, ibu hamil, dan anak-anak.
Akmal menjelaskan bahwa berbagai penelitian telah membuktikan manfaat daun kelor bagi kesehatan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Mencegah anemia: Kandungan zat besinya yang tinggi membantu meningkatkan produksi sel darah merah.
2. Meningkatkan kesehatan ibu hamil: Konsumsi daun kelor membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin.
3. Menjaga daya tahan tubuh: Kandungan antioksidan, seperti vitamin C dan E, membantu melindungi tubuh dari radikal bebas.
Meskipun manfaatnya sudah terbukti, konsumsi daun kelor di masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Salah satu penyebabnya adalah mitos yang beredar. Misalnya, di Sulawesi Selatan, beberapa orang percaya bahwa konsumsi daun kelor dapat berdampak negatif pada ibu pasca persalinan.
“Selain mitos, kurangnya sosialisasi juga menjadi tantangan utama,” ungkap Akmal.
“Perlu ada upaya dari pihak swasta dan pemerintah untuk meningkatkan edukasi mengenai manfaat daun kelor, termasuk penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan stigma di masyarakat.”
Melihat kandungan gizinya, daun kelor memiliki potensi besar untuk diangkat sebagai superfood global. Selain itu, dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, manfaat daun kelor dapat dirasakan lebih luas.
Daun kelor bukan hanya warisan alam Indonesia, tetapi juga solusi potensial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Mari manfaatkan kekayaan alam ini untuk kehidupan yang lebih sehat. (*/IN)
Penulis: Priskawati Pakila’