INSPIRASI NUSANTARA–Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, pemuda Sulawesi Selatan berinisiatif menghidupkan kembali semangat literasi di desa-desa
Di tengah perkembangan teknologi yang sering kali menggeser minat baca masyarakat, pemuda di Sulawesi Selatan mengambil langkah kreatif untuk memajukan budaya literasi di pedesaan. Dengan semangat sosial yang tinggi, mereka mendirikan perpustakaan desa dan menginisiasi program literasi yang inovatif, memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Gerakan yang dipelopori oleh pemuda lokal ini semakin memperlihatkan dampaknya terhadap masyarakat, terutama dalam memperkenalkan kebiasaan membaca kepada generasi muda. Dengan menciptakan ruang yang menyenangkan dan terjangkau bagi siapa saja, mereka membuka peluang bagi masyarakat untuk mengakses pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Tidak hanya sebagai tempat belajar, perpustakaan desa ini juga menjadi pusat informasi yang mendorong produktivitas, serta menciptakan komunitas yang lebih cerdas dan berdaya.
Inspirasi dari Pinggir Sungai: Perpustakaan Desa Borikamase
Di Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, berdiri sebuah perpustakaan unik bernama Perpustakaan Desa Borikamase, yang terletak di tepi sungai. Lokasi ini memberikan suasana asri dan nyaman untuk membaca, menarik minat masyarakat, terutama generasi muda.
Inisiatif ini digagas oleh pemuda lokal yang prihatin terhadap rendahnya minat baca di komunitas mereka. Selain menyediakan buku-buku bacaan, perpustakaan ini juga berfungsi sebagai ruang belajar bersama dan tempat diskusi bagi masyarakat sekitar.
“Jappa Jappa Literasi”: Langkah Mendekatkan Buku ke Pelosok
Sementara itu, di Kabupaten Gowa, Ramlah Rara, Duta Baca Sulawesi Selatan periode 2023-2025, menggerakkan program “Jappa Jappa Literasi” atau “Jalan-Jalan Literasi”. Melalui program ini, Ramlah dan timnya membawa buku-buku ke pelosok, mengunjungi sekolah, komunitas, dan rumah baca di daerah dataran tinggi seperti Tinggimoncong, Parigi, dan Tombolopao.
Mereka tidak hanya mengadakan kegiatan membaca bersama, tetapi juga berbagi cerita inspiratif untuk memotivasi anak-anak dan masyarakat agar mencintai literasi. Upaya ini bertujuan menciptakan generasi yang lebih cerdas dan berdaya melalui kebiasaan membaca.
Dampak Positif Perpustakaan Desa bagi Masyarakat
1. Pusat Informasi yang Terjangkau
Perpustakaan desa menjadi sumber informasi yang murah dan mudah diakses. Dengan koleksi buku yang beragam, masyarakat dapat menambah pengetahuan tanpa biaya besar, hanya dengan meluangkan waktu untuk membaca.
2. Rekreasi Edukatif
Selain sebagai pusat belajar, perpustakaan desa juga menjadi tempat rekreasi yang menyegarkan pikiran. Buku-buku yang tersedia tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan tentang kebudayaan dari berbagai daerah.
3. Meningkatkan Produktivitas
Buku-buku di perpustakaan memberikan informasi praktis bagi masyarakat. Misalnya:
– Petani: Mendapatkan pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik.
– Peternak: Mempelajari cara budidaya ikan yang lebih baik.
– Ibu Rumah Tangga: Menambah kreativitas memasak melalui resep dari berbagai daerah.
– Gerakan literasi yang digagas oleh pemuda Sulawesi Selatan ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat dan pemerintah. Dengan langkah nyata mereka, Sulawesi Selatan tidak hanya dikenal sebagai wilayah dengan kekayaan budaya, tetapi juga sebagai pusat gerakan literasi yang memberdayakan masyarakat. (fit/in)