IN, MAKASSAR -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ragional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) kembali menggelar Financial Expo Bulan Inklusi Keuangan (FinExpo BIK) Tahun 2023 di Anjungan Pantai Losari, Sabtu (28/10/2023).
Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi capaian inklusi keuangan sebesar 90% tahun 2024. Kegiatan ini bertajuk “Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera”.
Menurut Kepala OJK Sulampua Darwisman, kegiatan FinExpo BIK 2023 diharapkan dapat membangkitkan perekonomian di Sulawesi Selatan.
“Pasca Pandemi Covid-19, perekonomian di Sulawesi Selatan yang semakin membaik tercermin pada kinerja Sektor Jasa Keuangan yang semakin meningkat,” ucapnya di Pantai Losari, Sabtu (28/10).
Puluhan Pejabat Bank Ikut Lomba Fashion Show FinExpo BIK 2023
Selanjutnya, ia juga menyampaikan kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan pada Agustus 2023 mengalami pertumbuhan yang positif.
“Secara year on year untuk Aset, DPK dan Kredit masing masing sebesar 10,13%, 6,99% dan 12,18%,” bebernya.
Tingkat risiko kredit juga tercermin dari NPL yang masih tetap terjaga di angka 2,91%. Adapun indikator fungsi intermediasi LDR yang mencapai 121,75%.
“LDR diatas 100% tersebut mengindikasikan demand kredit masyarakat Sulawesi Selatan yang tinggi, sehingga Bank harus mengambil likuiditas tambahan dari kantor pusat maupun memperkuat modalnya untuk memenuhi permintaan kredit masyarakat,” terangnya.
100 UMKM Turut Eksis Digelaran FinExpo BIK 2023 di Pantai Losari
Pada sektor Pasar Modal, tingkat inklusi masyarakat terhadap produk saham, reksadana dan SBN mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan tercermin dari jumlah rekening investasi yang mencapai 383.621 rekening atau tumbuh sebesar 42,21%.
Adapun transaksi saham pada posisi Agustus 2023 mencapai 11,35 Triliun. Untuk sektor Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (LJKNB) pada posisi Juli 2023 juga mencatatkan pertumbuhan yang positif pada berbagai jenis perusahaan diantaranya Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, LPEI, Pergadaian, Jamkrida Sulsel, Modal Ventura dan Fintech Peer to Peer Lending dengan tingkat risiko terjaga pada level yang terkendali.
“Indikator-indikator ini patut kita syukuri bersama, namun kita tidak boleh berpuas diri. Karena upaya untuk meningkatkan literasi dan memperluas akses keuangan harus bisa dirasakan dampaknya bahkan hingga ke tingkat perdesaan,” jelasnya.