Budaya  

Fort Rotterdam: dari Benteng Pertahanan ke Panggung Kreativitas Anak Muda

Fort Rotterdam: Dari Benteng Pertahanan ke Panggung Kreativitas Anak Muda
FORT ROTTERDAM. Dari Benteng Pertahanan ke Panggung Kreativitas Anak Muda. (foto:inspirasinusantara/priskawati)

IN, MAKASSAR— Benteng Rotterdam tak lagi sekedar bangunan tua yang menyimpan cerita masa lalu. Kini, Benteng peninggalan Kesultanan Gowa-Tallo ini bertransformasi menjadi pusat seni dan budaya yang hidup.

Dulu, Benteng Rotterdam berdiri kokoh sebagai pertahanan melawan penjajah. Kini, tembok-teboknya menjadi saksi bagaimana generasi muda menghidupkan kembali sejarah dengan cara yang lebih kreatif.

Setiap akhir pekan, area Benteng dipenuhi dengan pameran seni, pertunjukan musik tradisional yang dikombinasikan dengan musik modern, hingga festival kuliner khas Makassar.

Pemerintah Kota Makassar telah menjadikan benteng ini sebagai ruang publik yang tak hanya berfungsi sebagai museum, tetapi juga sebagai laboratorium seni dan budaya. Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan teknologi augmented reality (AR), di mana pengunjung dapat melihat rekonstruksi digital kehidupan di dalam Benteng pada masa lampau melalui aplikasi ponsel.

Menurut Raka , seorang pemuda yang berada di Benteng Rotterdam, transformasi ini memberikan harapan baru bagi anak muda Makassar. “Dulu, kalau biasanya orang ke sini hanya untuk melihat bangunan tua. Sekarang, mereka sudah bisa berkarya, berekspresi, dan menjadikan sejarah sebagai inspirasi masa depan,” ujarnya.

Namun, perubahan ini juga menimbulkan adanya tantangan, seperti bagaimana menjaga keseimbangan antara pelestarian sejarah dan modernisasi kawasan. Pemerintah dan komunitas setempat terus berupaya agar Benteng tetap memiliki nilai historis tanpa kehilangan daya tarik bagi generasi sekarang. (*/)

 

Penulis: Priskawati Pakila’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *